Pages

Sunday, November 4, 2018

Kembali Melemah, Kurs Rupiah Dekati Level Rp15.000 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah di pasar spot pada perdagangan, Senin (5/11/0218) berbalik melemah setelah di akhir pekan sebelumnya mencatatkan penguatan. Alhasil, mata uang Garuda kembali mendekati level psikologis Rp15.000 per dolar AS.

Data Bloomberg pukul 10.06 WIB menunjukkan, rupiah melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.975 per dolar AS dari sesi terakhir pekan lalu Rp14.955 per dolar AS. Laju harian rupiah tercatat Rp14.967-14.985 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.976 per dolar AS.

Yahoo Finance mencatat, rupiah terdepresiasi 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp14.972 per dolar AS dari posisi terakhir pekan lalu Rp14.950 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.950 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.950-14.980 per dolar AS.

Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 117 poin menjadi Rp14.972 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.089 per dolar AS.

Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada sebelumnya menuturkan, nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.935-14.965 per dolar AS. Pergerakan rupiah berpotensi menguat ditopang oleh beberapa sentimen positif dalam negeri.

Dia memperkirakan rupiah masih memiliki peluang kenaikan namun juga diwaspadai potensi terapresiasinya dolar AS seiring dengan telah dirilisnya data ketenagakerjaan AS yang mengalami kenaikan. Pasalnya, dengan adanya kenaikan tersebut dapat menghambat peluang kenaikan rupiah.

"Masih adanya sentimen positif dari dalam negeri diharapkan dapat bertahan untuk membuat laju rupiah kembali mengalami kenaikan. Tetap cermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza dalam hasil risetnya, Senin (4/11/2018).

Laju rupiah pada akhir pekan lalu mampu kembali mengalami kenaikan. Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi yang dianggap stabil memberikan sentimen positif pada rupiah.

Selain itu, rupiah juga mendapat sentimen positif dari dalam negeri di mana Bank Indonesia (BI) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid dan telah menyiapkan sejumlah antisipasi untuk menghadapi gejolak ekonomi global. BI meresponsnya dengan memperkuat bauran kebijakan moneter, makro prudensial, dan sistem pembayaran.

Kenaikan rupiah ini terjadi di tengah merosotnya harga minyak setelah AS dinilai mencabut sanksi minyak Iran. Imbas lainnya, membuat nilai tukar dolar AS menguat. Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung meningkatnya data ketenagakerjaan AS.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2JDhnTR

No comments:

Post a Comment