
NEW YORK, iNews.id - Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali dibuka anjlok pada perdagangan di awal pekan, Senin (8/10/2018).
Dilansir CNBC, pergerakan ini membuat Wall Street berpeluang melanjutkan tren buruk tiga hari berturut-turut. Pelaku pasar khawatir dengan kenaikan tajam imbal hasil (yield) obligasi AS.
Hingga pukul 10:29 waktu setempat, indeks Dow Jones industrial average tercatat naik tipis 7,4 poin atau 0,03 persen. Padahal, indeks Dow sempat terjun lebih dari 100 poin. S&P 500 yang sempat anjlok juga naik 0,08 persen. Begitu juga dengan Nasdaq yang relatif flat.
Akhir pekan lalu, imbal hasil obligasi menguat signifikan menyusul data ekonomi AS yang kuat. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun menembus level 3,2 persen, tertinggi sejak 2011.
Pemerintah AS mengumumkan tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 50 tahun terakhir. Jumlah lapangan kerja yang mengecewakan pada bulan lalu terdongkrak dengan revisi tajam data pada bulan Agustus dan Juli.
Hari ini, obligasi tidak diperdagangkan lantaran pasar ditutup memperingati Columbus Day. Kenaikan tajam pada akhir pekan lalu menekan laju tiga indeks utama di Wall Street.
Chief Investment Strategist Baird, Bruce Bittles mengatakan, kenaikan imbal hasil berpotensi mendorong bank sentral AS, The Fed bertindak agresif menaikkan suku bunga. Hal ini menjadi tanda bahwa ekonomi AS berjalan terlalu panas.
"Ke depan, marjin laba korporasi akan tertekan dengan kenaikan suku bunga, upah, harga energi, dan menguatnya dolar AS. Kami merekomendasikan investor untuk fokus pada sektor-sektor yang kuat seperti kesehatan dan industri," kata Bruce.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ym6UH3
No comments:
Post a Comment