Pages

Monday, January 7, 2019

AS-China Bahas Kebijakan Dagang, Wall Street Bergerak Variatif

NEW YORK, iNews.id - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada awal sesi bergerak variatif di tengah pembicaraan negosiasi kebijakan dagang antara AS-China.

Mengutip CNBC, Senin (7/1/2019), indeks Dow Jones Industrial Average jatuh dari reli besar-besaran pada sesi akhir pekan sebelumnya. Indeks Dow tercatat turun 100 poin setelah sempat naik tipis saat pembukaan. Indeks S&P 500 juga turun 0,16 persen, sementara indeks Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan naik 0,2 persen.

Pada Jumat, semua indeks melonjak lebih dari 3 persen setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral akan fleksibel dalam pendekatannya terhadap kebijakan moneter. Data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan juga berkontribusi pada kenaikan tajam pekan lalu.

"Efek Januari kemungkinan akan berlanjut, tetapi pasar akan tidak menentu karena pembicaraan perdagangan berlanjut," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities. “Kunci sebenarnya adalah perdagangan. Tanda-tanda bahwa pembicaraan perdagangan berjalan baik dapat mengirim pasar ke atas. "

Kementerian Luar Negeri China mengatakan, China dan AS telah berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi kebijakan dagang. Kementerian itu juga menambahkan, China siap untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan AS dengan pijakan yang setara.

Presiden Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa kelemahan dalam ekonomi China memberi sinyal bahwa dibutuhkan upaya untuk memperbaiki kondisi perdagangan global. “Saya pikir China ingin menyelesaikannya. Ekonomi mereka tidak baik, "kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

AS dan China menerapkan serangkaian tarif impor untuk produk-produk strategis kedua negara, sehingga memicu kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. AS telah mengenakan tarif 250 miliar dolar AS terhadap barang-barang China dan mengancam bea masuk dua kali lipat dari nilai produk. Beijing telah merespons dengan tarif barang-barang AS senilai 110 miliar dolar AS, yang secara khusus menargetkan industri yang krusial, seperti pertanian.

Saham AS baru-baru ini bergejolak karena investor bergulat dengan pembicaraan perdagangan, penutupan pemerintah yang sedang berlangsung di Washington dan kekhawatiran bahwa ekonomi mungkin melambat.

"Ini akan menjadi prematur untuk mempertimbangkan bahwa volatilitas di pasar saham akan hilang dan bahwa uptrend baru yang berkelanjutan telah dimulai," Bruce Bittles, kepala strategi investasi di Baird, mengatakan dalam sebuah catatan.

"Laporan pendapatan kuartal keempat akan segera datang disertai dengan angka panduan penting untuk 2019," kata Bittles. "Selain itu, ketidakpastian masih ada karena pembicaraan perdagangan dengan China seperti halnya dampak dari perlambatan pertumbuhan global pada ekonomi domestik."

Saham Amazon naik 2 persen setelah Pivotal Research Group memprakarsai perusahaan tersebut dengan peringkat beli. Perusahaan riset itu mengatakan, peluang Amazon tahun ini sebagian besar tidak dibatasi dan memperkirakan bahwa saham raksasa e-commerce itu bisa melonjak 20 persen.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2RzW8sd

No comments:

Post a Comment