
JAKARTA, iNews.id – Sejumlah restoran yang menyajikan kuliner khas Indonesia di luar negeri membutuhkan pasokan bumbu dari Tanah Air untuk dapat memenuhi permintaan akan cita rasa khas nusantara. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Indonesain Diaspora Business Council Fify Manan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (12/12/2018).
Menurut dia, hanya sedikit bisnis kuliner Indonesia yang bertahan lama di luar negeri karena sulitnya mendapatkan bumbu-bumbu asli nusantara. Padahal, Indonesia telah dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan kuliner yang begitu beragam. Bahkan, makanan khas Indonesia seperti randang, nasi goreng, dan sate telah masuk dalam daftar 50 makanan terenak di dunia, berdasarkan hasil survei CNN pada 2017.
“Pasokan bumbu-bumbu Indonesia sering kali tidak cukup, sehingga pebisnis restoran Indonesia kesulitan memasak makanan khas Tanah Air yang kaya akan bumbu,” ungkap Fify.
Akibatnya, kata dia, para pebisnis makanan Indonesia harus mengganti bumbu dengan bahan lain. Dan tak jarang, harga bahan pengganti itu justru lebih mahal, sehingga tak hanya rasa makanan jadi kurang autentik, harga masakan pun menjadi lebih mahal.
Bisnis kuliner dikatakan setidaknya mengisi 40 persen ekonomi kreatif di Indonesia. Menurut Fify, harus ada kerja sama dengan pihak terkait untuk dapat menopang sektor tersebut. “Mungkin kita bisa meniru Thailand yang maskapai nasionalnya diperbantukan untuk memasok bumbu dan bahan-bahan makanan guna mendukung bisnis restoran Thailand di luar negeri,” tuturnya.
Indonesian Diaspora Business Council merupakan organisasi nirlaba yang mewadahi pebisnis diaspora dari mancanegara.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QJGavj
No comments:
Post a Comment