
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan sejak Bank Indonesia (BI) merilis angka defisit transaksi berjalan kuartal III-2018 yang makin melebar dari 8 miliar dolar AS menjadi 8,8 miliar dolar AS. Pasalnya, sebelumnya BI mengumumkan CAD kuartal ini akan lebih lebar dari sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sehari sebelum rilis data CAD menguat hingga ke level Rp14.539. Kemudian di hari BI merilis angka CAD pada Jumat (9/11/2018) melemah menjadi Rp14.678 per dolar AS.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, rilis data CAD seakan menyadarkan pasar bahwa ekonomi Indonesia masih bermasalah. Pasalnya, selama rupiah menguat hampir dua pekan ini permasalahan CAD tertutup akibat sentimen positif dari luar negeri.
"Kemarin rupiah sempat menguat itu seperti tertutup oleh sentimen karena Pemilu di AS dan sebaginya yang sifatnya segera berakhir bukan dikarenakan struktur ekonomi yang membaik. Begitu CAD diumumkan melebar defisitnya seperti diingatkan kembali bahwa struktur ekonomi kita masih belum membaik," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Minggu (11/11/2018).
Penguatan rupiah yang terjadi sebelumnya, menurutnya, disebabkan adanya aliran modal asing yang mulai masuk kembali baik dari Surat Berharga Negara (SBN) maupun pasar saham. Sebab, pada pekan ini modal asing masuk lewat SBN lebih besar dari pekan sebelumnya.
BI mencatat aliran modal asing yang masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp14,4 triliun selama sepekan ini dari pekan lalu Rp1,9 triliun. Begitu pun dengan modal masuk di pasar modal yang sebesar Rp5,5 triliun meski secara year to date masih lebih banyak jumlah dana keluar.
"Jadi awal-awal penguatan rupiah yang terjai sekitar 10 harian lalu utamanya dikaredakan adanya aliran portofolio masuk di mana asing mulai membeli secara gencar baik SBN maupun equity pasar modal," ucapnya.
Kendati angka CAD kuartal ini lebih tinggi, namun tetap sesuai dengan perkiraan BI sebelumnya yang tidak akan lebih besar dari 3,5 persen terhadap PDB. Dengan demikian, secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga triwulan III-2018 tercatat 2,86 persen PDB sehingga masih berada dalam batas aman.
Selain itu, BI juga sudah memprediksikan pada kuartal IV-2018 CAD akan mulai menurun sehingga di 2018 masih di level aman. Bahkan, ia memperkirakan pada tahun depan CAD masih akan menurun
"Kami sudah komunikasikan di kuartal IV-2019 itu akan menurun sehingga secara keseluruhan untuk 2018 perkiran kami tetep di bawah 3 persen dari PDB 2019 itu di bawah 2,5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Masjid BI, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2FgtiZf
No comments:
Post a Comment