
JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah di pasar spot pada perdagangan, Senin (1/10/2018) stabil melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Greenback yang masih bertenaga membuat mata uang Garuda anjlok ke level Rp14.900-an per dolar AS.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah terdepresiasi 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp14.910 per dolar AS dari sesi terakhir kemarin Rp14.902 per dolar AS. Laju harian rupiah tercatat Rp14.896-14.911 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.897 per dolar AS.
Yahoo Finance mencatat, rupiah menguat 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.905 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.925 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.925 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.900-14.925 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 24 poin menjadi Rp14.905 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.929 per dolar AS.
Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada sebelumnya mengatakan, nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.920-14.936 per dolar AS. Pergerakan rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya hari ini jika rilis data inflasi tidak positif.
Dia mengatakan, secara tren pergerakan rupiah masih cenderung mendatar. Bahkan berpotensi kembali melemah jika tidak ada sentimen positif yang dapat direspons dengan baik.
Ia berharap rilis data-data ekonomi di awal pekan mampu memberikan sentimen positif pada rupiah serta mampu mengimbangi sejumlah sentimen yang memperkuat laju dolar AS. "Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza dalam hasil risetnya, Senin (1/10/2018).
Sebelumnya, pergerakan negatif masih terjadi pada rupiah yang belum juga merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak 25 bps. Pola yang sama kembali terjadi di mana setelah hal tersebut, tidak banyak berimbas pada rupiah.
Di sisi lain, pergerakan dolar AS menguat seiring dengan melemahnya laju euro pasca adanya sentimen negatif dari Italia. Dikabarkan Italia meningkatkan perkiraan defisit anggarannya sehingga memberikan kekhawatiran akan kondisi anggaran negara tersebut.
Tidak hanya itu, pelaku pasar melihat belum usainya perang pengenaan tarif impor dagang antara AS dan China membuat permintaan akan mata uang safe haven masih meningkat sehingga memperkuat laju dolar AS. Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung kenaikan sejumlah data-data ekonomi AS.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NT7zun
No comments:
Post a Comment