
JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi selama dua bulan berturut-turut, yaitu Agustus dan September 2018 sebesar 0,05 persen serta 0,18 persen. Meski terjadi penurunan harga, namun deflasi juga mengindikasikan kurangnya daya beli masyarakat.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab deflasi ini bukan karena daya beli masyarakat yang berkurang. Namun, karena pemerintah saat ini lebih siap dalam mengendalikan harga.
"Saya lihat tidak (ada penurunan daya beli) ya. Bulan lalu pun saya lebih melihat karena pemerintah jauh lebih siap untuk mengendalikan harga-harga," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Menurut dia, pemerintah telah belajar dari kejadian tahun-tahun sebelumnya di mana pada bulan tertentu akan ada kenaikan harga. Dengan demikian, pemerintah sudah menyiapkan upaya-upaya pengendalian harga jauh dari sebelumnya.
"Coba perhatikan keadaan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini sangat terkendali karena dari awal kita sudah mengantisipasi akan ada lonjakan permintaan," kata dia.
Selain itu, tingkat deflasi pada September 2018 bukanlah yang terendah. Pasalnya, pada September 2015 terjadi deflasi 0,05 persen, September 2013 0,35 persen, dan September 1999 0,8 persen.
"Deflasi terjadi karena bagusnya pengendalian harga bahan makanan sehingga terjadi penurunan harga makanan," ucapnya.
Hal tersebut menurut dia berkat upaya dari pemerintah termasuk Pemerintah Daerah (Pemda) dan Bank Indonesia yang terus memantau pergerakan harga. "Saya lebih melihat harga stabil dan bisa dikendalikan," tutur dia.
Sebagai informasi, indeks harga konsumen (IHK) September 2018 mengalami deflasi 0,18 persen. Suhariyanto mengatakan, deflasi pada bulan lalu terutama disebabkan penurunan harga pangan sebesar 1,62 persen.Dia menjabarkan, penurunan harga terjadi pada daging ayam ras dengan andil ke deflasi 0,13 persen diikuti, bawang merah dengan andil 0,15 persen.
Selain dua komoditas tersebut, sejumlah bahan pangan yang turun antara lain ikan merah segar, sayur-sayuran, telur ayam, dan cabai rawit.
"Jadi bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi 0,35 persen, terjadi karena penurunan berabgai komoditas makanan," kata dia.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2IteSTz
No comments:
Post a Comment