
WASHINGTON, iNews.id - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menyerukan kepada pejabat senior anonim yang melakukan perlawanan di dalam pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mundur secara terhormat.
Pence menyebut, pejabat anonim yang menulis artikel opini di New York Times dan menyebut Trump sebagai sosok amoral telah melanggar sumpah dengan berupaya merongrong kepresidenan Trump.
"Dia secara harafiah melanggar sumpah, bukan kepada presiden, tetapi pada konstitusi," ujar Pence, dalam program Fox News Sunday.
Baca Juga: Terungkap, Ada Pejabat AS yang Bekerja untuk Gagalkan Kinerja Trump
Pence pun menekankan dirinya tak menulis artikel tersebut meski di dalamnya terdapat kata-kata yang tidak biasa seperti 'lodestar', yang berarti seseorang yang berfungsi sebagai inspirasi. Kata tersebut acap kali digunakan Pence setiap dia berpidato.
Pence mengaku siap mengikuti uji kebohongan dengan mesin pendeteksi. Dia menambahkan, Trump memiliki hak untuk memutuskan apakah pejabat-pejabat lain di Gedung Putih seharusnya melakukan hal serupa untuk mengidentifikasi siapa yang menulis artikel tersebut.
Baca Juga: Obama Serang 'Hal-Hal Gila' yang Dilakukan Trump di Gedung Putih
Pence juga menegaskan tidak tahu siapa yang menulis artikel.
"Pejabat laki-laki atau perempuan (penulis artikel) itu merupakan bagian dari perlawanan internal yang bekerja dengan tekun dari dalam untuk menggagalkan bagian-bagian dari agenda Trump dan kecenderungan terburuknya," tutur Pence.
Dia membela kinerja Trump dengan mengatakan sang presiden mendorong perdebatan sengit di dalam Gedung Putih soal isu-isu kebijakan publik.
"Dia (Trump) yang membuat keputusan, yang memegang komando. Dia presiden dengan energi yang hampir tidak terbatas," tambahnya.
Baca Juga: Trump Kecam Buku Woodward Berisi Tuduhan Membunuh Bashar Al Assad
Dalam artikel itu, disebutkan bahwa akar masalah di pemerintahan AS saat ini adalah gaya amoralitas Trump, termasuk gaya kepemimpinan yang ceroboh, bermusuhan, picik, dan tidak efektif.
Trump mengecam keras penulis artikel itu. Dalam rapat umum politik di Montana pekan lalu, Trump mengecam sang penulis anonim.
"Tidak ada yang tahu siapa yang menulis artikel itu, laki-laki atau perempuan."
Artikel di New York Times itu dipublikasikan sehari setelah rincian pertama yang serupa diungkapkan oleh wartawan investigatif Bob Woodward dalam buku terbarunya, “Fear : Trump in the White House”.
Baca Juga: Twitter Bisa Saja Hapus Akun Donald Trump, tapi...
Buku itu melukiskan kekacauan operasi Gedung Putih di bawah kepemimpinan Trump, di mana pejabat-pejabat utama pemerintahan menyerangnya sebagai orang yang tidak tahu apa-apa soal masalah-masalah dunia.
Woodward, yang sejak lama menjadi wartawan dan editor di Washington Post, mengatakan para pembantu Trump kadang-kadang mengambil dokumen dari meja kerja presiden di Oval Office agar Trump tidak menandatangani dokumen-dokumen yang dinilai dapat merugikan kepentingan keamanan nasional AS.
Woodward, mengutip Kepala Staf Gedung Putih John Kelly, mengatakan Gedung Putih di bawah Trump menjadi "kota gila". Namun Kelly membantah mengatakan hal tersebut.
Woodward sendiri mengaku tak tahu siapa penulis artikel opini di New York Times.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2N1vSps
No comments:
Post a Comment