
KUALA LUMPUR, iNews.id - Pemerintah Malaysia tak akan mendukung kepemimpinan Aung San Suu Kyi lagi di Myanmar terkait pembataian muslim Rohingya.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad menilai Suu Kyi sudah berubah dalam hal menangani penderitaan muslim Rohingya.
"Dalam kasus ini, dia tampaknya sudah berubah. Dia tak mau mengatakan apa pun untuk melawan aksi (kekerasan) yang dilakukan militer terhadap etnis Rohingya. Jadi, kami bisa memperjelas tidak mendukung mendukungnya lagi," kata Mahathir, kepada stasiun televisi Turki, TRT World, sebagaimana dilaporkan kembali The Star, Minggu (30/9/2018).
Tak hanya itu, Mahathir menegaskan telah kehilangan semua kepercayaannya terhadap peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu.
Dia mengenang kembali saat Suu Kyi dijadikan tahanan rumah oleh pemerintahan junta Myanmar. Malaysia, lanjut Mahathir, termasuk negara yang mendorong pembebasannya
Mahathir pun buka-bukaan, dia sangat kecewa karena surat yang baru-baru ini dikirim ke Suu Kyi tak dibalas.
"Kami mengeluhkan perlakuan terhadap etnis Rohingya ke dunia. Pada kenyataannya, kami sendiri menerima cukup banyak warga Rohingya di Malaysia," katanya.
Saat menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat lalu, Mahathir dengan tegas mengkritik pemerintah Myanmar dan Suu Kyi yang membantah telah membunuh, membakar rumah, hingga memaksa lebih dari 1 juta warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh dalam aksi kekerasan beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, tim pencari fakta PBB merilis hasil penyelidikan bahwa terjadi pembasmian etnis, pemerkosaan massal, serta kekerasan lainnya terhadap muslim Rohingya. Untuk itu, tim merekomendasikan beberapa pejabat militer negara itu diseret ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2xQtc4c
No comments:
Post a Comment