Pages

Thursday, September 6, 2018

Curhat Menko Luhut soal Kurs Rupiah yang Anjlok

JAKARTA, iNews.id – Selama sepekan terakhir rupiah mengalami tekanan sehingga mata uang Garuda tembus hampir Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Tekanan ini karena greenback di pasar global menguat seiring pelaku pasar yang lebih memilih aset safe haven.

Dolar AS diburu para investor karena mencoba mengalihkan asetnya dari pasar saham. Mereka khawatir dengan meningkatnya perang dagang antara AS dan China. Pasar pun bergejolak dan memengaruhi pasar keuangan negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Pengaruh ini makin berdampak besar karena adanya ketidakseimbangan ekonomi yang tengah terjadi di dalam negeri. Saat ini, Indonesia tengah mengalami defisit transaksi berjalan dan memberi sentimen negatif terhadap pergerakan rupiah.

Alhasil, pelamahan rupiah ini menjadi ramai diperbincangkan oleh publik. Pasalnya, jatuhnya rupiah seolah-olah tak diantisipasi oleh pemerintah karena depresiasinya cukup dalam. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya angkat bicara terkait pelemahan rupiah ini.

Dia menjelaskan, pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor eksternal terutama perang dagang antara AS-China. Hal ini membuat perekonomian global yang mulai pulih kini berpotensi anjlok kembali dan memengaruhi ekonomi negara-negara lainnya.

“Secara global, recovery pertumbuhan ekonomi dunia yang berjalan baik dalam satu tahun terakhir saat ini sedang terancam oleh trade war yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” kata Luhut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/9/2018).

Dalam menanggapi kondisi rupiah saat ini, Luhut menuliskan secara khusus mengenai isu pelemahan rupiah yang hampir menyentuh Rp15.000 per dolar AS. Berikut selengkapnya: 

Teman-teman sekalian, saya banyak membaca perdebatan-perdebatan di WA grup kita ini mengenai keadaan ekonomi terutama terkait dengan pelemahan Rupiah.

Terhadap concern teman-teman, di sini saya ingin memberikan gambaran lebih lengkap mengenai apa yang sedang terjadi kepada Rupiah dan langkah-langkah yang sedang dan akan diambil oleh pemerintah.

Saya sangat paham mengenai kondisi tersebut, karena kebetulan saya termasuk di dalam tim ekonomi Indonesia yang diantaranya beranggotakan Menko Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Ketua OJK. Topik ini sendiri sudah kami bicarakan secara intens sejak 3 minggu yang lalu.

Secara global, recovery pertumbuhan ekonomi dunia yang berjalan baik dalam satu tahun terakhir saat ini sedang terancam oleh trade war yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap mitra dagang utama mereka seperti Tiongkok, Uni Eropa, Meksiko dan Kanada, dengan cara menaikkan tarif impor barang barang dari negara-negara tersebut.

Negara-negara itu pun mengancam akan membalas balik tindakan Trump. Hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai membaik akan melambat atau bahkan resesi.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2oLYFzR

No comments:

Post a Comment