Pages

Tuesday, January 28, 2020

Kendaraan Listrik Punya Pelat Khusus, Begini Komentar Bamsoet

JAKARTA, iNews.id - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung serta mengapresiasi langkah Kepolisian melalui Korps Lalu Lintas Polri yang membuat pelat nomor kendaraan khusus untuk Kendaraan Bermotor Listrik (KBL). Ketentuan tersebut tertuang dalam Keputusan Korps Lalu Lintas Polri Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Standarisasi Spesifikasi Teknis Materil TNKB dan TCKB Roda Empat atau Lebih dan Roda Dua atau Tiga. 

Aturan tersebut ditandatangani Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Istiono, dan berlaku sejak ditetapkan pada 8 Januari 2020. "Pelat KBL yang memiliki detail warna biru di sisi bawahnya akan menjadi pembeda dengan pelat kendaraan berbahan bakar minyak. Ini menjadikan KBL sangat spesial, sehingga menarik minat masyarakat bermigrasi ke KBL,” ujar Bamsoet di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Bamsoet yang juga menjadi Executive Advisor Tesla Club Indonesia ini menilai, pelat khusus dengan design warna biru sesuai dengan jati diri KBL sebagai kendaraan yang ramah lingkungan, bebas polusi, dan tak berkontribusi terhadap pemanasan global. Tidak seperti kendaraan berbahan bakar minyak, yang menghasilkan emisi gas buang yang mencemari lingkungan.

"Di DKI Jakarta, misalnya, jika di rata-rata kualitas udaranya mencapai angka 118.3 mikrogram/meter kubik, jauh dari ambang batas normal yang ditetapkan WHO sebesar 25 mikrogram/meter kubik. Dari berbagai kajian, hampir 45 persen polusi di Jakarta disebabkan kendaraan berbahan bakar minyak," tutur Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, keuntungan penggunaan KBL lainnya yang bisa menghemat pengeluaran pemilik. Karena biaya perawatan yang rendah, sekitar 35 persen dibanding kendaraan berbahan bakar minyak, lantaran tak adanya komponen tertentu seperti oli, filter oli, busi, dan katup engine. Biaya pengisian bahan bakar juga sangat rendah, dibanding kendaraan berbahan bakar minyak.

"Sebagai perbandingan, berbagai riset menampilkan rata-rata sebuah sedan berbahan bakar minyak yang dikemudikan sejauh 15.000 mil akan menghabiskan rata-rata 6.957 dolar AS. Sedangkan KBL, dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan 540 dolar AS," ujar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini juga menyoroti tingginya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan di Indonesia yang rata-rata total per harinya mencapai 92.563 kiloliter (kl). Selain menguras cadangan energi fosil dunia, juga membuat dunia menjadi semakin dipenuhi polusi.

"World Health Organization (WHO) melaporkan polusi udara menyebabkan 7 juta kematian di berbagai negara dunia. Penyumbang terbesarnya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Karena itu, sudah waktunya kita bermigrasi dari BBM ke KBL. Hal ini tentu bukan hal yang mustahil dan bukan hal yang sulit. Sebagaimana dulu kita pernah sukses bermigrasi dari minyak tanah ke LPG," ujar Bamsoet. 

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2GuVd5c

No comments:

Post a Comment