
WASHINGTON, iNews.id - Iran menyatakan sudah meningkatkan produksi uraniumnya hingga melampaui batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015. Menanggapi hal itu, Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan pernah mengizinkan Iran mengembangkan senjata nuklir.
"Tekanan maksimum pada rezim Iran akan berlanjut sampai para pemimpinnya mengubah tindakan mereka," demikian pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, seperti dilaporkan AFP, Selasa (2/7/2019).
"Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir," katanya.
Menurut Grisham, adalah sebuah kesalahan untuk memungkinkan Iran memperkaya uraniumnya di tingkat apa pun dalam perjanjian nuklir itu.
"Kita harus mengembalikan standar nonproliferasi tanpa pengayaan untuk Iran," tegas pernyataan itu.
BACA JUGA: Iran Klaim Sudah Lampaui Batas Pengayaan Uranium
AS menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan Iran tahun lalu, lalu menjatuhkan sanksi hukuman. Hubungan AS dan Iran kian memburuk sejak saat itu.
Iran, yang berupaya menekan pihak-pihak yang tersisa untuk menyelamatkan kesepakatan itu, pada 8 Mei lalu mengumumkan tidak akan lagi menghormati batas yang ditetapkan pada uranium yang diperkaya.
Iran juga mengancam melangkah lebih jauh dan meninggalkan lebih banyak komitmen nuklir kecuali mitra yang tersisa -Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia- membantunya menghindari sanksi, terutama terkait penjualan minyak.
AS juga menyalahkan Iran atas serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker di Teluk Oman; dan Iran menembak jatuh drone AS bulan lalu.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2FLy5zD
No comments:
Post a Comment