
CARACAS, iNews.id - Pria yang mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Venezuela, Juan Guaido, tiba kembali di ibu kota, Caracas, dan mendapat sambutan meriah dari ribuan pendukungnya.
Dia menghadapi risiko ditangkap karena mengabaikan larangan yang diberlakukan Mahkamah Agung untuk meninggalkan negara itu dan melobi bantuan internasional.
"Mereka mengancam kita dan kita di sini, menghadapkan wajah kita untuk Venezuela," serunya kepada para pendukungnya, seperti dilaporkan BBC, Selasa (5/3/2019).
Guaido disambut di bandara internasional Simon Bolivar oleh para diplomat dari AS dan Uni Eropa, sekaligus kerumuman pendukung yang meneriakan "Guaido, Guaido" dan "Ya, kita bisa".
Didampingi oleh istrinya, Guaido kemudian pergi ke jalanan Las Mercedes di distrik Caracas timur, untuk menghadiri unjuk rasa anti-pemerintah.
Saat berada di luar negeri, dia menggunakan media sosial untuk mendorong para pendukungnya melakukan aksi.
Setelah mengatakan dia diancam dengan "penjara, kematian"; sebelum kembali ke negaranya, Guaido mengaku diperlakukan dengan baik pada saat kedatangannya di bandara.
Dia menyebut petugas imigrasi bahkan menyambutnya di bandara dengan kata-kata "selamat datang, presiden."
"Jelas bahwa setelah ancaman-ancaman, seseorang tidak mengikuti perintah. Banyak yang tidak mengikuti perintah. Rantai komando (dalam pasukan keamanan pemerintah) sudah rusak," katanya kepada banyak orang.
BACA JUGA: Wapres AS: 50 Negara Akui Guiado sebagai Presiden, Maduro Harus Pergi
Dia menyerukan protes di seluruh negeri pada Sabtu mendatang.
"Pada hari Sabtu kita akan melanjutkan (aksi) di jalan-jalan, semua orang Venezuela akan kembali ke jalan, bertekad untuk memobilisasi demi kemerdekaan mereka. Kita tidak akan beristirahat satu detik pun sampai kemeredekaan tercapai."
Kemudian, dia memberikan penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa dalam bentrokan di perbatasan Brasil-Venezuela ketika upaya pengiriman bantuan untuk memasuki negara itu diblokir oleh militer Venezuela.
Sebelumnya, Guaido menuntut Presiden Nicolas Maduro untuk mengundurkan diri. Kedua pria itu berselisih selama lebih dari sebulan.
Guaido -yang menduduki jabatan Ketua Majelis Nasional yang dikuasai oposisi- memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela setelah badan legislatif menyatakan pemilu presiden yang dimenangkan kembali oleh Maduro pada 2018 tidak sah.
BACA JUGA: Pengakuan Para Tentara Venezuela yang Membelot dari Rezim Maduro
Guaido kini diakui sebagai presiden sementara oleh lebih dari 50 negara.
Maduro, yang didukung oleh China, Rusia, dan Kuba, menegaskan bahwa dia merupakan satu-satunya presiden yang sah.
Krisis politik Venezuela dipicu oleh krisis ekonomi, yang menyebabkan hiperinflasi yang menyebabkan banyak orang meninggalkan negara itu.
Bagaimana jika Guaido ditangkap?
Penangkapan Guaido akan menyebabkan protes besar.
Beberapa saat sebelum kepulangannya pada hari Senin, Wakil Presiden AS Mike Pence mengirim peringatan kepada Maduro, mengatakan setiap ancaman terhadap Guaido tidak akan ditoleransi dan akan ditanggapi dengan cepat.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kemudian memperkuat pandangan ini.
"Selamat atas upaya diplomatik yang sukses di kawasan itu dan selamat kembali ke Venezuela," kata Pompeo.
"Amerika Serikat dan negara-negara yang mencintai kebebasan di seluruh negeri berdiri bersama presiden sementara Guaido, Majelis Nasional, dan semua kekuatan demokrasi ketika mereka berupaya untuk mengadakan pemilu yang bebas dan adil yang akan mengembalikan demokrasi Venezuela," tambahnya.
BACA JUGA: Geram, Maduro Tuduh AS Rekayasa Krisis di Venezuela
"Masyarakat internasional harus bersatu dan mendorong berakhirnya rezim brutal Maduro dan pemulihan demokrasi secara damai di Venezuela."
Selain itu, Uni Eropa juga menegaskan hal serupa.
"Tindakan apa pun yang membahayakan kebebasan, keamanan, atau integritas pribadi Guaido akan membawa peningkatan ketegangan," kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.
Para diplomat dari Grup Lima, sebuah blok dari 14 negara Barat yang dibentuk untuk mengatasi krisis Venezuela mengatakan bahwa ancaman serius harus dihadapi Guaido.
"Setiap tindakan kekerasan terhadap Guaido, istrinya, atau keluarganya akan menghadapi semua mekanisme hukum dan politik."
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Up3xJq
No comments:
Post a Comment