
BAMAKO, iNews.id - Angkatan bersenjata Prancis membunuh seorang pemimpin jihadis terkemuka dalam serangan udara dan darat di Mali. Pembunhan itu mengakhiri perburuan selama bertahun-tahun terhadap seorang pria yang dituduh sebagai otak penculikan orang Barat di wilayah Sahel.
Djamel Okacha, pria Aljazair yang menjadi komandan di Al Qaeda di Islamic Maghreb (AQIM), dikenal sebagai veteran jihadis yang juga dikenal sebagai Yahya Abou El Hamame.
Dia tewas pada Kamis lalu setelah pasukan komando Prancis, helikopter, dan sebuah drone menyerang kendaraannya saat dia bepergian di utara Timbuktu.
"Djamel Okacha adalah dalang dan pemasok uang dari beberapa serangan," demikian pernyataan kementerian pertahanan Prancis, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (23/2/2019).
Para pejabat AS menuduhnya menculik sejumlah orang Barat di Afrika Utara dan Barat.
Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe tiba pada Jumat malam di ibu kota Mali, Bamako, bersama dengan Menteri Pertahanan Florence Parly, dalam kunjungan untuk menunjukkan dukungan untuk Mali.
Sekitar 4.500 tentara Prancis dikerahkan sejak 2014 untuk merebut kembali utara negara itu setelah jatuh ke pejuang jihadis.
Sebelumnya, Parly menyebut pembunuhan komandan jihadis itu tindakan spektakuler, setelah perburuan yang berlangsung beberapa tahun.
"Kematiannya memberikan pukulan yang sangat keras bagi kelompok-kelompok teroris di Sahel," katanya.
"Ketika pasukan komando mendekat, mobil pick up (jihadis) melepaskan tembakan, mendorong helikopter untuk membalas tembakan," kata seorang jurub icara komando militer Prancis.
"Sebanyak 11 teroris, termasuk El Hamame, terbunuh," katanya.
El Hamame diduga terlibat dalam pembunuhan seorang warga negara AS pada 2009, Christopher Leggett, di Mauritania, bersamaan dengan serangan di tahun yang sama terhadap kedutaan Prrancis di Nouakchott.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2T9KdlT
No comments:
Post a Comment