JAKARTA, iNews.id – Tentara Nasional Indonesia (TNI) diminta bergerak cepat dan bersinergi untuk menyikapi dinamika perubahan lingkungan strategis yang sedemikian cepat dan sulit diprediksi. Langkah tersebut diperlukan agar TNI tidak terdadak dengan hadirnya berbagai bentuk ancaman siber terhadap integritas NKRI.
Hal itu diungkapkan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Mayjen TNI Joni Supriyanto, saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Komunikasi dan Elektronika (Rakor Komlek) TNI Tahun 2019 di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (21/2/2019). Dalam rakor yang diikuti 121 peserta itu, dia mengingatkan bahwa fenomena global yang berdampak pada munculnya ancaman kontemporer dengan teknologi yang semakin canggih, menjadi semakin sulit diprediksi untuk dihadapi berbagai negara di dunia. “Termasuk Indonesia,” tuturnya.
Dia mengatakan, keberlanjutan TNI dalam mentransformasikan diri menjadi suatu organisasi yang profesional, modern, tangguh, berjiwa kesatria, militan, loyal, dan manunggal dengan rakyat, harus diimbangi dengan kemajuan dan modernisasi Komlek TNI. “Itu semua harus diwujudkan bersama secara berkesinambungan dan konsisten pada setiap generasi TNI,” ucap Joni.
Menurut dia, beberapa pemikiran strategis di bidang Komlek TNI perlu dikembangkan ke depan dalam membangun sistem interoperabilitas komando dan pengendalian TNI dalam rangka mendukung Network Centric Warfare dan C4ISR. “Ini menuntut adanya keterlibatan dan peran serta beberapa kementerian, lembaga dan industri strategis nasional,” ujarnya.
BACA JUGA: Wakil KSAD Letjen TNI Tatang Sulaiman Cek Alutsista di Avibras Brazil
Di sisi lain, kasum TNI mengatakan, keberadaan Komlek TNI sebagai ujung tombak mata telinga TNI yang mampu menjangkau seluruh penjuru Tanah Air, ke depan masih perlu merumuskan kembali formulasi yang efektif tentang penggelaran Komlek TNI yang bercirikan kekhasan geografis NKRI. Dengan begitu, Komlek TNI mampu menjawab tuntutan dan tantangan tugas pertahanan ke depan.
Dia menegaskan, Komlek TNI menjadi bagian penting dan strategis yang harus mampu mengimbangi dinamika ancaman yang berubah dengan cepat. “Komlek TNI tidak boleh bekerja sendiri dan harus bersifat multidimensional, sehingga dibutuhkan interoperabilitas Komlek TNI yang terintegrasi dan tergelar di seluruh wilayah NKRI guna mendukung efektivitas pencapaian tugas pokok TNI, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP),” kata Joni.
Dia juga meyakini, perubahan paradigma akan terjadi seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, elektronika, dan informatika yang sedemikian pesat. Perubahan paradigma tersebut pada gilirannya juga akan berpengaruh terhadap teknologi militer dan doktrin pertempuran di masa sekarang dan masa mendatang.
“Fenomena tersebut mendorong hadirnya ancaman kontemporer yang berupa ancaman asimetris, siber, biologi, dan kesenjangan sosial yang harus kita waspadai bersama,” ucap Joni.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2IswPoU
No comments:
Post a Comment