.jpg)
JAKARTA, iNews.id - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi tertekan. Adapun IHSG akan bergerak dengan di rentang 6.302-6.370.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG secara teknikal bergerak menguji upper bollinger bands dengan pola terkonsolidasi. Candlestick membentuk northern star dengan indikasi terkoreksi jangka pendek menutup gap.
Indikator stochastic terkonsolidasi dan Momentum RSI pada area overbought menjadi pemberat pergerakan di awal pekan depan. "Diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung tertekan dengan support resistance 6.302-6.370," ujarnya dalam riset tertulisnya, Senin (14/1/2019).
IHSG sebelumnya ditutup 0,52 persen atau 32,75 poin ke level 6.361 dengan sektor industri dasar dan aneka industri memimpin penguatan sektoral. Kebijakan pemerintah mengenai DP 0 persen untuk kredit kendaraan roda dua dan empat menjadi sentimen positif.
Investor asing yang kembali tercatat net buy cukup besar Rp812,66 miliar melanjutkan trend capital inflow mendorong pergerakan saham kembali optimis. Sementara rupiah terpantau tertahan dengan menguat 0,04 persen ke level Rp14.048 per dolar AS.
Mayoritas indeks saham Asia menutup pekan dengan penguatan. Indeks Nikkei (+0.97 persen), TOPIX (+0,51 persen), Hangseng (+0.55 persen) dan CSI (+0.72 persen) naik cukup optimis hingga akhir sesi perdagangan.
Investor masih uforia terhadap nada yang lebih dovish pada kebijakan moneter The Fed serta lanjutan pembicaraan perdagangan AS-China yang lebih cerah. Pelemahan greenback untuk kerugian minggu keempat setelah Jerom Powell lebih sabar pada tingkat suku bunga mendasari optimisme penguatan mayoritas aset di Asia.
Bursa Eropa ditutup melemah mengiringi penguatan mayoritas indeks saham di Asia. Eurostoxx (-0,18 persen), FTSE (-0,36 persen), DAX (-0,31 persen) dan CAC (-0,51 ftsepersen). Mayoritas ekuitas global ditetapkan mengalami keuntungan terbesar minguan ditengah tanda-tanda kemajuan antara kesepakatan perdagangan AS-China.
Sentimen selanjutnya pada awal pekan ini di antaranya data aktivitas ekspor impor dan neraca perdagangan di China yang akan menjadi indikator perlambatan perdagangan akibat tensi perdagangan AS-China.
Adapun saham yang masih dapat dicermati di antarnya INKP, TKIM, TPIA, INTP, dan TLKM.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2TMsSME
No comments:
Post a Comment