Pages

Sunday, December 9, 2018

Jokowi Anggap Kontestasi Tanpa Toleransi Bisa Picu Konflik

JAKARTA, iNews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan segenap komponen bangsa untuk berhati-hati dan mampu menempatkan diri dalam kontestasi apa pun. Menurut dia, suatu kontestasi diri tanpa disertai dengan rasa toleransi hanya akan memunculkan perasaan benci dan kecemburuan.

Tak hanya kontestasi diri, kata dia, kontestasi ekonomi pun dapat memicu konflik dan kecemburuan jika tidak dibarengi toleransi.

“Kontestasi diri tanpa toleransi juga akan memicu kecemburuan dan kebencian.  Kontestasi ekonomi  yang tanpa toleransi juga dipastikan akan memperlebar ketimpangan yang ada,” kata Jokowi saat memberikan pidato dalam acara Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Minggu (9/12/2018).

Dalam kesempatan itu, mantan wali kota Solo itu juga menyinggung soal kontestasi politik. Dia berpendapat, siapa saja dapat melakukan segala cara demi meraih kemenangan tanpa memedulikan dampak yang akan ditimbulkan. Hal itu, menurut Jokowi, mungkin saja terjadi jika para politisi tidak memiliki toleransi kepada sesama.

“Kontestasi politik tanpa tolerelasi pun akan menghalalkan segala cara untuk kemenangan.  Itu juga hal yang harus dihindari,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kemajuan teknologi dan interaksi budaya adalah keniscayaan, seperti halnya perkembangan komunikasi di media sosial (medsos). Sayangnya, di dunia maya dewasa ini kerap kali ditemukan ujaran kebencian. Menurut Jokowi, maraknya fenomena tersebut antara lain dipicu oleh keengganan sebagian pengguna medsos untuk memelihara rasa toleransi dalam diri mereka.

“Harus diingat, kontestasi kata tanpa toleransi akan memicu perang kata yang penuh ujaran kebencian, saling menghujat, saling memfitnah seperti yang sering kita lihat akhir-akhir ini,” ucapnya.

Jokowi menilai, masyarakat saat ini sangat membutuhkan panggung atau ruang interaksi dengan toleransi tinggi. Negara, kata dia, harus hadir berupaya mewujudkannya.

“Panggung interaksi yang diwarnai jiwa toleransi pasti bervariasi, inklusif seperti smart city (kota pintar) yang menyediakan ruang publik. Juga berupa ruang ekspresi dan mimbar kebebasan yang diharapkan panggung  toleransi.  Bisa juga berupa lembaga keagamaan dan pendidikan. Bisa juga media massa dan elektronik, dan masih banyak lagi,” tuturnya.

Jokowi mengatakan, semua itu dapat terwujud dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM), reformasi kebudayaan yang fleksibel sesuai tuntutan  zaman, upaya negara memfasilitasi keterlibatan masyarakat melalui dewan kebudayaan.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QmsqYd

No comments:

Post a Comment