
PARIS, iNews - Pemerintah Prancis, yang sedang menghadapi gelombang demo rusuh, tidak terima dengan komentar yang dianggap ikut campur urusan dalam negeri negara Eropa tersebut.
Pemimpin AS itu menulis serangkaian tweet yang mengkritik kebijakan Presiden Emmanuel Macron dan rating persetujuan kebijakan domestiknya yang rendah.
Protes Prancis terhadap AS disampaikan Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian yang berbicara melalui stasiun televisi.
Gelombang demo rusuh pecah kembali di berbagai wilayah di Prancis pada Sabtu hingga Minggu (9/12/2018). Para pengunjuk rasa anti-pemerintah yang didominasi massa "Rompi Kuning" berhadapan dengan polisi antihuru-hara yang menembakkan gas air mata dan meriam air.
Demo yang dimulai sejak November itu digelar untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sampai saat ini belum mendapat respons yang jelas dari Presiden Macron.
Massa di berbagai wilayah, termasuk Paris, marah dengan melemparkan batu, membakar mobil, serta merusak toko-toko dan restoran. Lebih dari 1.000 demonstran ditangkap dan ratusan orang lainnya terluka.
Baca juga: Polisi Prancis Tangkap 1.700 Lebih Demonstran Rompi Kuning
Di saat Prancis diguncang gelombang demo rusuh, Trump mengungkit "Perjanjian Paris".
"Kesepakatan Paris tidak berjalan dengan baik untuk Paris. Protes dan kerusuhan di seluruh Prancis. Orang tidak mau membayar uang dalam jumlah besar, banyak, ke negara-negara dunia ketiga (yang dipertanyakan kemajuannya), untuk mungkin melindungi lingkungan. Nyanyian 'Kami Ingin Trump!' Cinta Prancis," cuit Trump, seperti dilaporkan AFP, Senin (10/12/2018).
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian pun merespons kicauan tersebut. Kepada stasiun televisi LCI, dia memprotes keras sikap Trump.
"Tinggalkan negara kami," katanya.
"Kami tidak memperhitungkan politik domestik Amerika dan kami ingin adanya timbal balik, tambahnya.
Dia juga meminta Trump tidak mencampuri urusan dalam negeri Paris. Le Drian mengatakan, gambar yang diterbitkan di AS dengan orang-orang yang meneriakkan "Kami ingin Trump" sejatinya dibuat selama kunjungan Trump ke London beberapa bulan lalu.
"Saya katakan kepada Donald Trump, dan Presiden Republik memberitahu dia juga: kita tidak ambil bagian dalam debat Amerika, marilah kita menjalani hidup kita di negara kita masing-masing," tandasnya.
Dalam sebuah tweet terpisah, Trump mengatakan, "Hari yang sangat sedih dan malam di Paris. Mungkinkah sudah waktunya untuk mengakhiri Perjanjian Paris yang konyol dan sangat mahal dan mengembalikan uang kembali kepada orang-orang dalam bentuk pajak yang lebih rendah? AS jauh di depan kurva untuk itu dan satu-satunya negara besar di mana emisi turun tahun lalu!"
Baca juga: 135 Orang Luka dalam Aksi Demonstrasi Rompi Kuning di Prancis
Le Drian sebelumnya mengatakan kebanyakan warga AS tidak setuju dengan Trump atas keputusannya untuk meninggalkan perjanjian iklim Paris 2015.
Sementara itu, Presiden Macron diharapkan akan bertemu dengan para pemimpin serikat pekerja dan berbicara pada publik pada hari ini.
Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengatakan kerusuhan di negaranya merupakan malapetaka bagi ekonomi Prancis. Menurutnya, pemblokiran nasional menjadi malapetaka bagi lalu lintas serta bagi kunjungan wisatawan ke Paris.
Diperkirakan pendapatan 1,5 miliar dolar AS hilang gara-gara gelombang demo rusuh tersebut.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QoP5mE
No comments:
Post a Comment