DARFUR, iNews.id – Totalitas dalam tugas ditunjukkan anggota Polri Bripka Dewi Suryani. Berjarak ribuan kilometer dengan keluarga, Bripka Dewi Suryani tidak merasa kesepian. Di Tanah Hitam, Darfur, Sudan, Afrika, dia menjalankan tugas perdamaian dunia dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
Bripka Dewi telah bertugas 9 bulan pada misi pemeliharaan perdamaian PBB di United Nations-African Union Hybrid Operation in Darfur (Unamid). Ini merupakan penugasan ke dua kalinya bagi Dewi pada negara yang sama. Sebelumnya pada 2014 dia ditugaskan di wilayah Sector Central.
Pada 2018, Dewi mendapatkan kepercayaan dari Polri untuk kembali bertugas sebagai Individual Police Officer (IPO). Panggilan tugas ini mengharuskan Dewi untuk meninggalkan keluarganya.
Dewi pun menitipkan 3 anaknya yang berusia antara 8 sampai 12 tahun kepada keluarga besarnya. Dia juga harus meninggalkan untuk sementara tugasnya di Polda Sumatera Barat.
Untuk memulai tugas perdamaian dunia itu, dia terlebih dahulu mengikuti Pre-Deployment Training (PDT) yang diselenggarakan oleh Divisi Hubungan Internasional Polri, satuan kerja Polri yang memiliki tugas pokok dalam bidang hubungan dan kerja sama internasional dan dikepalai oleh Irjen Pol Maltha.
Selama kurang lebih 3 pekan Dewi bersama beberapa rekannya melaksanakan kegiatan antara lain, pelatihan mengemudi, pengenalan misi PBB dan United Nations Core Value, pemeriksaan kesehatan, vaksinasi dan simulasi kerja di ruangan CPX (Command Post Excercise) yang berpusat di Puslat Multi Fungsi Polri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: Jokowi Lepas Pasukan Perdamaian RI ke Kongo dan Lebanon
Tahapan ini harus dilalui oleh seluruh anggota Polri yang terpilih sebelum melaksanakan tugas pada misi pemeliharaan perdamaian PBB. Pada 28 Januari 2018, Dewi beserta 8 orang anggota Polri lainnya diberangkatkan oleh Kepala Biro Misi Internasional Polri Brigjen Pol Krishna Murti untuk menuju daerah tugas.
Pada misi ke-2 ini, Dewi ditugaskan di daerah Shangil Tobaya, 45 menit perjalanan menggunakan helikopter dari El Fasher yang merupakan pusat komando misi Unamid.
Sebagai seorang muslim, Dewi turut merasakan bagaimana kesulitan masyarakat di tempatnya bertugas dalam melaksanakan ibadah. Seperti diketahui, mayoritas masyarakat Sudan merupakan pemeluk agama Islam.
Dewi pun memiliki keinginan untuk membangun sebuah masjid dengan maksud memudahkan masyarakat beribadah dan berkumpul dalam satu tempat untuk saling komunikasi.
Dengan mereka berkumpul dan berkomunikasi dalam kegiatan dan tempat yang baik (ibadah) diharapkan dapat meminimalisir perselisihan yang biasanya muncul dari kesalahpahaman. Keinginan itu akhirnya terkabul. Masjid berdiri untuk warga.
”Tokoh agama setempat memberi nama masjid ini, Masjid Ar Rahman. Sesuai dengan namanya, semoga masjid ini dapat memberikan rahmat dan kasih sayang sehingga dapat terwujud perdamaian untuk masyarakat di wilayah ini,” kata Dewi dalam keterangan tertulis yang diterima iNew.id, Minggu (4/11/2018).
Editor : Zen Teguh
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PCYxkV
No comments:
Post a Comment