
WASHINGTON, iNews.id - Badan intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan Putra Mahkota Pangeran Muhammed bin Salman berada di balik pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Hal itu diungkap oleh The Washington Post Jumat kemarin, mengutip pernyataan sumber yang mengikuti perkembangan kasus ini.
Disebutkan dalam laporan The Washington Post, CIA mendapati bukti bahwa 15 agen intelijen Saudi terbang ke Istanbul menggunakan pesawat pemerintah untuk membunuh Khashoggi di kantor konsulat.
Arab Saudi langsung membantah laporan tersebut. Beberapa keterangan yang disampaikan Saudi mengenai apa yang terjadi di balik pembunuhan tersebut selalu berbeda-beda. Pernyataan terbaru, 15 agen itu datang ke kantor konsulat untuk membujuk secara persuasif Khashoggi agar pulang ke Saudi. Namun berujung pada pembunuhan lalu jasadnya dimutilasi.
Berdasarkan data dari beberapa intelijen, seperti dilaporkan The Washington Post, CIA mengungkap adanya komunikasi melalui telepon antara Duta Besar Arab Saudi untuk AS yang juga saudara kandung MBS, Khalid bin Salman, dengan Khashoggi.
Disebutkan, dalam percakapan itu Khalid mengatakan kepada Khashoggi bahwa dia akan aman jika pergi ke konsulat Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengambil sura-surat yang dibutuhkan terkait pernikahannya.
Namun Khalid menepis dia berkomunikasi melalui telepon dengan Khashoggi. Menurut Khalid, hubungannya dengan Khashoggi terakhir terjadi pada September 2017, itu pun melalui pesan singkat.
Juru bicara kedubes Saudi di AS juga menegaskan, Khalid sama sekali tak pernah membahas apa pun terkait dengan Turki dengan Khashoggi.
"Dubes Pangeran Khalid bin Salman tidak pernah menjalin komunikasi lewat telepon dengannya (Khashoggi)," bunyi pernyataan kedubes melalui Twitter.
Laporan CIA lain menyebut peran MBS dalam kasus ini. "Posisi yang dapat diterima adalah tidak mungkin ini terjadi tanpa dia sadari atau terlibat," bunyi laporan The Washington Post.
Sementara itu, saat AFP mengonfirmasi laporan tersebut, CIA enggan berkomentar.
Media lain, The New York Times (NYT) melaporkan, temuan CIA itu didasarkan dari komunikasi telepon pelaku pembunuhan dengan salah satu ajudan senior MBS.
Namun di laporan yang sama, NYT juga menyebut, MBS masih berupaya memancing Khashoggi pulang ke Saudi. Percakapan telepon juga tidak menyebutkan bahwa dia ingin membunuh Khashoggi.
Mengutip para pejabat, NYT mengungkap intelijen AS dan Turki belum menemukan bukti langsung yang menghubungkan MBS dengan pembunuhan Khashoggi.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2DrmMft
No comments:
Post a Comment