Pages

Thursday, November 1, 2018

Lebih Tinggi dari Tingkat Nasional, Inflasi Pedesaan Capai 0,35 Persen

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi di pedesaan pada Oktober 2018 sebesar 0,35 persen. Hal ini lebih tinggi daripada tingkat inflasi nasional yang hanya 0,28 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab utama tingginya inflasi pedesaan kurang lebih sama dengan inflasi nasional yaitu kenaikan harga cabe merah, cabe rawit, bahan bakar minyak (BBM), dan rokok kretek filter.

"Harga cabai merah andil 0,14 persen karena dipengaruhi musim. Cabai rawit dan bensin. Ada rokok kretek filter 0,03 persen kalau di kota sumbang 0,01 persen, di desa 0,03 persen," ujarnya di kantornya, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Selain itu, adanya kenaikan harga beras juga menjadi penyebab inflasi dengan kontribusi sebesar 0,05 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan kontribusinya pada inflasi nasional yang hanya 0,01 persen, padahal mayoritas masyarakat pedesaan bekerja di sektor pertanian.

"Kita tahu petani kita ada yang simpan beras, ada yang dijual langsung kemudian dia beli lagi di pasar. Jadi ada sumbangan seperti di kota. Tapi saya tidak khawatir karena harganya kecil dan stok lebih bagus, lebih oke, di Bulog," ucapnya.

Kendati demikian, hal ini menunjukkan kenaikan harga beras tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan petani. Pasalnya, berdasarkan data BPS, indeks yang diterima petani tanaman pangan naik 1,16 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik tipis 0,34 persen.

"Jadi itu menjelaskan bahwa idealnya harga produk pertanian naik supaya menguntungkan petani. Tapi bagaimana caranya sampai ke konsumen tetap pada harga yang wajar. Meski ada margin yang diambil, tapi kalau rantai pedagangan bisa lebih efisien tentu bisa meningkatkan pendapatan petani dan jg lindungi konsumen," kata dia.

BPS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2018 mengalami inflasi 0,28 persen. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan Oktober 2017 yang mencatat inflasi 0,13 persen dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,18 persen.

Suhariyanto mengatakan, inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 10 Oktober lalu. Kemudian, penyebab utama lainnya ialah adanya kenaikan harga cabai merah dan tarif sewa rumah.

"Dari pemantauan 82 kota inflasi di bulan Oktober mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Jadi, inflasi tahun kalender 2,22 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,16 persen," ucapnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2AH8Mg5

No comments:

Post a Comment