Pages

Sunday, November 18, 2018

Harga Minyak Naik Didukung Harapan OPEC Pangkas Produksi

SINGAPURA, iNews.id - Harga minyak mentah naik karena ekspektasi para traders terhadap Arab Saudi cukup besar dalam mendorong organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) memangkas produksi.

Mengutip Reuters, Senin (19/11/2018), meskipun demikian, sentimen pasar masih lemah karena ada tanda-tanda perlambatan permintaan di tengah sengketa perdagangan yang mendalam antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.

Minyak mentah Brent berjangka untuk penjualan bulan depan diperdagangkan di 67,29 dolar AS per barel pada pukul 00.45 GMT, naik 53 sen, atau 0,8 persen, dari penutupan terakhir.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di AS naik 61 sen, atau 1,1 persen menjadi 57,07 dolar AS per barel.

"Reli bullish pasar masih menunggu OPEC+ untuk memberikan angka pemotongan yang cukup besar," kata Stephen Innes, kepala perdagangan untuk Asia Pasifik di broker berjangka Oanda di Singapura.

OPEC yang secara de-facto dipimpin Arab Saudi mendorong negara produsen minyak untuk memangkas 1 juta hingga 1,4 juta barel per hari (bph) pasokan untuk menyesuaikan perlambatan permintaan dan mencegah kelebihan stok.

Meskipun harga minyak naik, komoditas ini masih mencatatkan penurunan seperempat dari level tertingginya baru-baru ini pada awal Oktober akibat lonjakan pasokan dan perlambatan permintaan.

Di sisi permintaan, impor minyak mentah Jepang periode Oktober turun 7,7 persen dari bulan yang sama tahun lalu, menjadi 2,77 juta barel per hari (bph). Jepang yang merupakan importir minyak terbesar keempat dunia ini tengah melakukan efisiensi dalam penggunaan energinya.

Sementara itu, laporan mingguan perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan, kontraktor AS menambahkan dua rig minyak dalam sepekan hingga 16 November, sehingga totalnya menjadi 888, level tertinggi sejak Maret 2015,

Kegiatan pengeboran bertambah menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam produksi minyak mentah AS, yang telah melonjak hampir seperempat tahun ini, ke rekor 11,7 juta barel per hari.

Namun, di lain sisi, pasar keuangan semakin waspada dengan kondisi sektor minyak. Manajer investasi memangkas target bullish mereka pada minyak mentah berjangka dan memberi opsi ke level terendah sejak Juni 2017.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2qSHfCo

No comments:

Post a Comment