
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan menaikkan suku bunga kredit secara signifikan pada Januari 2019. Hal ini sebagai dampak dari langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga cukup agresif pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Widjoatmodjo mengatakan, sejauh ini Bank Mandiri masih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga kredit. Pasalnya, perseroan melihat kemampuan bayar debitur.
"Kita masih sangat minimum, mungkin kita akan penyesuaian ke kredit signifikan di Januari nanti. Kita ingin melihat kalau kita naikan sekian basis poin impact-nya ke pertumbuhan dan ke kemampuan bayar seperti apa," ujarnya di Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Menurut pria yang akrab disapa Tiko itu, kenaikan suku bunga BI biasanya akan disesuaikan dengan bunga simpanan terlebih dahulu, baru setelah itu disesuaikan pada suku bunga kredit. Transmisi kenaikan suku bunga kredit memakan waktu antara tiga hingga enam bulan.
"Segmen konsumer seperti KPR (Kredit Pemilikan Rumah) seperti kepemilikan mobil akan lebih cepat. Segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) belum akan dinaikkan dulu," ucapnya.
Menurutnya, kondisi tahun depan akan lebih menantang bagi perbankan karena likuiditas lebih ketat akibat tren kenaikan suku bunga. Bahkan, tingkat inflasi tahun depan diperkirakan akan naik sehingga Bank Mandiri akan terus memantau penyaluran kredit konsumer.
"Tahun depan menurut kami memang sedikit lebih menantang dari tahun ini karena likuiditas. Kita lihat peningkatan pertumbuhan kredit tahun ini ke tahun depan stagnan di level 11-12 persen," kata dia.
Kendati demikian, pertumbuhan kredit masih tetap sehat karena perbankan terus menjaga agar likuiditas tidak terlalu ketat dengan menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) di bawah 92 persen.
Hingga Oktober 2018, LDR perbankan cukup tinggi mencapai 94 persen akibat penyaluran kredit tumbuh 12,3 persen sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang hanya tumbuh 6,62 persen.
"Kita jaga LDR di 92 persen, mungkin 2020 nanti kalau dana masyarakat (DPK) tumbuh lebih besar mungkin kredit bisa lebih agresif," tuturnya.
Tiko menilai, langkah BI menaikkan suku bunga acuannya pada November menjadi 6 persen merupakan keputusan yang tepat. Pasalnya, hal ini sejalan dengan janji BI membuat kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve.
"Jadi saya rasa peningkatan suku bunga ini diperlukan untuk menjaga portofolio inflow yang saat ini mulai baik di bonds dan equity terus terjadi. Nanti berangsur-angsur penguatan rupiah bisa terus berlanjut sampai tahun depan," katanya.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2K7kG61
No comments:
Post a Comment