
NEW YORK, iNews.id - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka masuk zona merah tertekan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang berhasil cetak rekor.
Mengutip CNBC, Kamis (4/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 250 poin dengan saham Procter & Gamble berkinerja paling buruk dalam indeks. Indeks S&P 500 turun 0,7 persen dengan sektor komunikasi dan teknologi melemah lebih dari 1 persen. Indeks Nasdaq Composite turun 1,2 persen karena saham Facebook, Netflix dan Alphabet anjlok lebih dari 1 persen.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai tingkat tertinggi sejak 2011, naik menjadi 3,2 persen sampai akhirnya diperdagangkan sekitar 3,185 persen.
Saham-saham yang sensitif terhadap imbal hasil obligasi AS diperdagangkan turun, termasuk Procter & Gamble, yang melemah 1,3 persen. Saham bank, sementara itu, diuntungkan. Saham JP Morgan Chase dan Bank of America keduanya diperdagangkan naik lebih dari 1 persen. Citigroup juga naik hampir 1 persen. Bank-bank regional, sementara itu, naik 0,8 persen.
Lonjakan imbal hasil obligasi AS dimulai pada Rabu setelah data kenaikan pekerja swasta September sebanyak 230.000, naik signifikan dari Agustus 168.000. Selain itu, indeks non-manufaktur ISM turut mencapai level tertinggi.
Komentar dari pejabat tinggi Federal Reserve juga memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS. Pada Rabu, Ketua Fed Jerome Powell memberi isyarat ke pasar tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut sampai akhir tahun.
Wall Street hari ini tergelincir setelah indeks Dow mencapai rekor tertingginya kemarin. Indeks Dow, S&P 500 dan Nasdaq awalnya bergerak lebih tinggi karena investor merespons positif data ekonomi yang kuat keluar pada Rabu.
Pada hari Kamis, klaim pengangguran awal turun menjadi 207.000. Laporan itu muncul karena investor bersiap untuk laporan pekerjaan September, yang dijadwalkan akan dirilis Jumat pagi.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2O2GftA
No comments:
Post a Comment