Pages

Monday, October 1, 2018

Setelah Gempa Palu, Tanah di Balaroa Naik hingga Setinggi Rumah

JAKARTA, iNews.id – Gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9/2018) lalu, membuat sejumlah permukiman warga di sana mengalami kerusakan parah. Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, kerusakan hebat itu antara lain disebabkan oleh fenomena alam likuifaksi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, kerusakan parah akibat likuifaksi itu bisa dilihat pada kondisi Perumahan Balaroa, Palu Barat, Kota Palu. Setelah bencana gempa melanda Sulteng pekan lalu, tanah di area perumahan tersebut ambles hingga kedalaman sekitar 5 meter. Namun, ada pula permukaan jalan di sana yang naik hampir setinggi rumah.

“Ada penurunan, tanah ambles itu 5 meter. Jalan-jalan itu ada yang naik (sampai) setinggi rumah,” ungkap Sutopo di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurut dia, keadaan tersebut membuat akses masuk alat berat ke lokasi perumahan menjadi terhambat. Walaupun begitu, kata Sutopo, kegiatan evakuasi dan pencarian korban tetap dilakukan oleh tim SAR gabungan secara manual.


“Di Perumahan Balaroa, total ada 1.477 unit rumah yang rusak. Tanahnya itu ada yang naik dan ada yang ambles,” tuturnya.

Menurut data yang dihimpun satgas di Korem 132/Tadulako pada pukul 20.00 Wita malam ini, jumlah pengungsi gempa Sulteng tercatat sebanyak 59.450 dan tersebar di 109 titik pengungsian. Ada 799 korban luka dan 99 korban hilang dalam musibah tersebut. Sementara, korban tertimbun sebanyak 152 orang. Saat ini, tim SAR gabungan masih teruus mencari dan mengevakuasi korban gempa.

Adapun jumlah korban meninggal dunia sebanyak 925 orang. Selain itu, ada 65.733 rumah warga yang mengalami rusak parah.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ItAyPo

No comments:

Post a Comment