Pages

Monday, October 1, 2018

Pemerintah Akan Susun Acara Solidaritas Bencana pada Agenda IMF-WB

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan Annual Meetings IMF-WB 2018 tidak boleh berhenti meski terjadi bencana di beberapa daerah. Pasalnya, acara ini justru berpotensi untuk membantu korban bencana di Palu maupun Lombok.

Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, acara ini telah dipersiapkan sejak tiga tahun lalu dan melibatkan seluruh dunia. Dengan demikian, jika acara dihentikan maka akan menimbulkan persepsi negatif di mata internasional.

"Barangkali saudara-saudara kita di Palu tidak menghendaki berhenti, syukur malah ini mendatangkan impact yang positif malah bisa membantu mereka," ujarnya di kantornya, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurut dia, sebagai negara yang besar Indonesia harus membuktikan dapat mengatur acara tetap berjalan dengan baik. Oleh karenanya, pihaknya akan merencanakan membuat acara sebagai bentuk empati terhadap korban bencana.

"Nanti akan kita desain acara-acara yang sifatnya solidaritas atau berempati terhadap gempa," kata dia.

Hingga saat ini pihaknya masih mendiskusikan bagaimana bentuk acara yang dimaksud. Namun, rencananya acara ini banyak memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang bermuatan empati kepada korban bencana.

"Kita menganggap ini dua hal yang berbeda. Kita tetap berempati dengan bencana Palu-Donggala tapi acara ini tetap harus berjalan tapi diharapkan dapat berdampak positif terhadap penangan gempa di Lombok, Palu, Donggala," ucapnya.

Namun, ia masih belum memastikan apakah dalam acara tersebut akan dilakukan penggalangan dana untuk korban bencana.  "Tapi secara prinsip temen-temen di manajemnnya IMF-WB akan menyumbang tapi ini inisiatif mereka, internal mereka. kita acarakan atau tidak, kita belum putuskan," tuturnya.

Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan hingga Senin (1/10/2018) malm ini terjadi 254 kali gempa susulan di daerah Sulawesi Tengah (Sulteng). Dari ratusan gempa susulan itu, hanya sembilan gempa yang dirasakan.

"Tadi sudah terjadi 254 gempa susulan yang tercatat, tapi hanya sembilan gempa saja yang dirasakan getarannya," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di BNPB, Jakarta, Senin malam.

Sutopo menuturkan, tren gempa yang terjadi cenderung menurun. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada. Dia juga menegaskan alat pencatat gempa Seismograf tetap berfungsi. Apabila terjadi gempa dan berpotensi tsunami, Sotopo mengaku segera memberitahukan masyarakat dan media.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2OWOvrf

No comments:

Post a Comment