
TAIPEI, iNews.id - Sekitar 80.000 warga Taiwan turun ke jalan di Taipei, Sabtu (21/10/2018), untuk berunjuk rasa mendukung terealisasinya kemerdekaan dari China.
Unjuk rasa yang dilakukan kelompok Formosa Alliance ini didukung oleh dua mantan presiden pro-kemerdekaan, Lee Teng Hui dan Chen Shui Bian.
Peserta menyerukan digelarnya referendum untuk menentukan masa depan Taiwan, apakah tetap berada di bawah China atau merdeka.
Ini merupakan unjuk rasa berskala besar pertama yang menyerukan referendum kemerdekaan sejak Taiwan pertama kali menjadi negara demokrasi lebih dari 20 tahun yang lalu.
"Ingin referendum, tentang pencaplokan," teriak para pengunjuk rasa.
"Hanya dengan mengadakan referendum, warga Taiwan dapat menunjukkan kepada masyarakat internasional hak kami untuk membangun negara baru yang independen," kata Tsai Wen Li (63), seorang pensiunan pekerja pos, kepada AFP.
Unjuk rasa dipusatkan di depan kantor pusat partai berkuasa Partai Progresif Demokratik. Massa membawa bendera bertulis 'Referendum Kemerdekaan'.
China menganggap Taiwan masih bagian dari provinsinya dan berusaha menyatukannya kembali. Secara pemerintahan, Taiwan sudah memisahkan diri dari Beijing atau biasa disebut China daratan pada 1949.
Taiwan menyebut sebagai negara berdaulat yang memiliki mata uang serta sistem politik dan peradilan sendiri. Namun sampai saat ini Taiwan tidak pernah menyatakan kemerdekaan resmi dari China.
Sementara itu China memperingatkan akan merespons dengan kekuatan militer jika Taiwan memisahkan diri.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PHpQHG
No comments:
Post a Comment