Pages

Monday, October 8, 2018

OJK Beberkan Alasan Literasi dan Inklusi Pasar Modal Masih Rendah

JAKARTA, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada survei tahun 2016 mencatat tingkat literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal masih rendah. Indeks literasi keuangan hanya 4,4 persen sedangkan indeks inklusi keuangan hanya 1,25 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, rendahnya tingkat inklusi di sektor pasar modal juga tercermin dari jumlah total Single Investor Identification (SID) yang masih sedikit. Jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia, hanya sekitar 1 persen yang memiliki SIF baik saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan reksa dana.

"Tingkat literasi dan inklusi keuangan dari sektor pasar modal saat ini bisa dikatakan relatif rendah," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (8/10/2018).

Ia melanjutkan, hal ini dikarenakan kurangnya akses terhadap informasi dalam layanan jasa keuangan yang belum masif menjangkau masyarakat. Hingga saat ini masih terkonsentrasinya perusahaan-perusahaan efek di Pulau Jawa membuat pemasaran dan izin di daerah masih kurang.

Oleh karenanya, demi mengatasi hal tersebut OJK melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan inklusi melalui penerbitan berbagai aturan. Adapun beberapa aturan yang sudah diterbitkan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain Peraturan OJK Nomor 22 Tahun 2004 dan Peraturan OJK Nomor 4 2016.

"POJK tersebut disusun tujuan meningkatkan jumlah tenaga pemasaran berizin," kata dia.

Kendati demikian, ia melihat perkembangan teknologi dan informasi saat ini dapat dimanfaatkan untuk memasarkan industri pasar modal. Oleh sebab itu, ia optimistis literasi dan inklusi keuangan sektor pasar modal dapat meningkat.

"Kami optimistis jumlah investor pasar modal Indonesia masih akan terus meningkat dengan cepat," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2E5cmUJ

No comments:

Post a Comment