.jpg)
JAKARTA, iNews.id - Ketidakpastian global membuat pasar saham bergerak tidak menentu. Pasalnya, di kondisi seperti ini modal asing cenderung keluar dari negara berkembang seperti Indonesia ke negara-negara maju.
Namun, bagi investor yang berniat untuk investasi di pasar saham tidak perlu panik setiap kali saham yang dimiliki bergerak melemah. Para ahli mengatakan, meski volatilitas pasar tinggi ada beberapa langkah untuk memastikan investor agar tetap berhati-hati dalam setiap keputusannya.
Berikut adalah tiga hal yang jangan dilakukan saat kondisi pasar sedang bergerak tak menentu dikutip dari CNBC:
1. Jangan Lakukan Panic-sell
Biasanya ketika pasar sedang bervolatilitas, para investor menjual sahamnya secara besar-besaran dan dalam waktu singkat. Aksi ini dipicu oleh perasaan panik atau ketakutan berlebihan investor terhadap hal-hal tertentu.
Ahli Wealth Strategist PNC Bank James C Kelly mengatakan, volatilitas yang terjadi akhir-akhir ini hanya terjadi untuk jangka pendek, bahkan bukan awal dari koreksi jangka panjang.
Hal ini dapat menjadi peluang investor untuk menyeimbangkan kembali portofolio yang dimiliki. Untuk mengurangi dampak dari potensi kerugian, investor dapat mencampurkan kepemilikan saham, obligasi, dan sekuritas. Pertimbangkan membeli lebih banyak saham meski harganya sedang rendah dan jangan tergoda untuk panic-selling.
Kepala Investasi di Helios Quantitative Research Joe Mallen mengatakan, panic-selling merupakan hal terburuk yang dapat dilakukan investor saat pasar bervolatilitas. Sebaliknya, ia menyarankan agar investor mencari peluang untuk memasukkan uang tunai yang tidak dipakai untuk berinvestasi untuk jangka panjang.
2. Jangan Memerhatikan Pasar Berlebihan
Selama masa volatilitas, Warren Buffet menyarankan agar investor tidak terus-menerus mengamati pasar. Hal ini ia ungkapkan ketika pasar mengalami perubahan di tahun 2016, karena jika investor terlalu khawatir saham yang dimiliki turun dan dapat menjual saat saham mulai naik maka hasil yang didapatkan tidak akan baik.
Bahkan James C Kelly mengatakan, investor baiknya menjauhi berita tentang pasar saham. Pasalnya, begitu saham turun maka secara naluri investor akan mengurangi asetnya yang sedang turun tersebut.
3. Jangan Berpikir Jangka Pendek
Banyak investor dapat merasa kewalahan oleh volatilitas pasar. Sebuah survei di tahun 2017 oleh Ally Invest menemukan hanya satu dari tiga milenial yang berinvestasi di pasar saham. Sebab, menurut para milenial ini pasar saham merupakan hal yang menakutkan dan mengintimidasi.
"Sementara naluri investor berpikir menjual (saham) di posisi tertentu sementara itu pula pasar menjadi kacau. Cobalah ambil napas dalam-dalam sebelum membuat keputusan yang gegabah," ucap Kelly.
Para ahli merekomendasikan investor untuk bergerak perlahan, tetap tenang, dan melihat secara keseluruhan. Buffet dan ahli investasi lainnya Mark Cuban dan Tony Robbins mengatakan bahwa reksa dana indeks merupakan cara terbaik untuk melakukan hal tersebut.
Pasalnya, reksa dana indeks menahan setiap saham yang ada di dalam indeks sehingga menawarkan tingkat perputaran yang rendah dan berfluktuasi dengan pasar sehingga tidak ada risiko memilih saham individu yang berkinerja buruk.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Onlwku
No comments:
Post a Comment