Pages

Friday, October 5, 2018

Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Wall Street Dibuka Kembali Jatuh

NEW YORK, iNews.id - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka kembali jatuh karena tertekan kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Mengutip CNBC, Jumat (5/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 55 poin dengan saham Caterpillar berkinerja paling buruk. Indeks S&P 500 diperdagangkan turun 0,1 persen tertekan pelemahan sektor teknologi. Indeks Nasdaq Composite anjlok 0,3 persen karena saham Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet semuanya diperdagangkan turun.

Perekonomian AS menciptakan 134.000 lapangan pekerjaan pada September, di bawah dari prediksi sebesar 185.000. Namun, tingkat pengangguran AS turun ke level terendah sejak 1969.

Sementara itu, upah September tumbuh sebesar 2,8 persen secara tahun ke tahun, sesuai dengan prediksi awal. "Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan dengan itu," kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade. "Ini adalah salah satu laporan pekerjaan yang memiliki sesuatu untuk semua orang."

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi 3,227 persen, sementara yang bertenor dua tahun naik ke 2,897 persen. Pasar obligasi mencatatkan keuntungan yang tajam pekan ini di tengah data ekonomi yang kuat.

Komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga mendorong penguatan pasar obligasi. Powell pada Rabu mengatakan, The Fed tetap di jalur untuk menaikkan suku bunga secara bertahap dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini.

"Pasar tenaga kerja akan terus semakin ketat dan itu akan berarti upah yang lebih tinggi," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities. "Ini akan terus mendorong kenaikan suku bunga dan terus menekan saham."

Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat menunjukkan, defisit perdagangan AS melebar menjadi 53,2 miliar dolar AS pada Agustus. Kenaikan defisit tersebut di tengah eskalasi perang dagang dengan China. Secara year on year, defisit naik 31 miliar dolar AS atau 8,6 persen.

Saham Snap naik 2,6 persen setelah CEO Evan Spiegel menetapkan tujuan profitabilitas perusahaan untuk 2019. Sebuah memo yang diperoleh oleh CNBC juga menguraikan beberapa masalah perusahaan dengan aplikasinya dan meminta maaf atas adanya desain ulang.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2E1LDbX

No comments:

Post a Comment