
NEW YORK, iNews.id - Harga minyak berakhir turun pada Senin (8/10/2018) waktu setempat di tengah laporan bahwa Amerika Serikat (AS) meringankan sanksi terhadap ekspor minyak Iran.
Mengutip Marketwatch, Selasa (9/10/2018), gangguan terkait badai untuk produksi di Teluk Meksiko membatasi penurunan harga minyak. Ledakan yang dilaporkan di kilang minyak utama Kanada juga berkontribusi terhadap pembatasan pelemahan harga minyak berjangka.
Patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange turun 0,1 persen, untuk menetap di 74,29 dolar AS per barel. Capaian itu memangkas kerugian sebelumnya yang telah membuat harga minyak jatuh ke level terendah di 73,07 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent, patokan global, untuk pengiriman Desember turun 25 sen, atau 0,3 persen, menjadi 83,91 dolar AS per barel di ICE Futures Europe, memangkas kerugian yang sempat menapaki level terendahnya di 82,66 dolar AS per barel.
Badai Michael diperkirakan akan bergerak melintasi Teluk timur pada Selasa dan masuk ke perairan Florida Rabu, menurut Pusat Badai Nasional AS. Berdasarkan proyeksi dari Badan Informasi Energi AS, badai itu diperkirakan menganggu sebagian besar produksi minyak di wilayah tersebut.
Namun, operator minyak dan gas alam di Teluk Meksiko telah mengambil tindakan pencegahan, mengevakuasi total 10 platform produksi, atau sekitar 1,5 persen dari 687 platform berawak di wilayah tersebut, Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan mengatakan Senin. Sekitar 19 persen dari produksi minyak Teluk dan sekitar 11 persen produksi gas alam telah ditutup, kata BSEE.
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan administrasi Trump sedang mempertimbangkan keringanan sanksi bagi negara-negara yang mengurangi impor minyak Iran, Reuters melaporkan pada Jumat.
"AS tampaknya meninggalkan sikap kerasnya pada pembeli minyak Iran," tulis analis di Commerzbank.
"Tampaknya negara-negara konsumen harus diberi lebih banyak waktu untuk mengganti pengiriman minyak mereka dari Iran selama mereka setidaknya mengurangi impor secara signifikan."
Analis Commerzbank mencatat, India sebagai salah satu negara yang dilaporkan memiliki rencana untuk membeli 9 juta barel minyak mentah dari Iran pada November, setara dengan 300.000 barel per hari setelah mengimpor hanya sekitar 500.000 barel per hari di September. Jika konsumen lain, termasuk Uni Eropa, Jepang dan Korea Selatan juga diizinkan untuk terus membeli minyak mentah Iran, kekhawatiran tentang pengetatan pasokan menjelang akhir tahun juga dapat ditenangkan, para analis menulis.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2IIVzFF
No comments:
Post a Comment