JAKARTA, iNews.id - Partai Gerindra menyesalkan aksi sekelompok relawan pada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Aksi itu dianggap memprovokasi sehingga SBY memilih walkout.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, tak seharusnya acara deklarasi kampanye damai dinodai oleh ulah yang justru mencerminkan sikap-sikap jauh dari kata perdamaian.
"Tentu kami sangat menyayangkan acara kampanye damai yang seharusnya damai dan menyenangkan, tapi ada provokasi kepada Pak SBY dan Bang Zul. Ini tentu sangat kami sayangkan." kata Andre kepada iNews.id, Minggu (23/9/2018).
Andre mengatakan, KPU dan aparat tegas keamanan seharusnya tegas bersikap. Di sisi lain, peserta pendukung pasangan calon pun harus menghormati para tokoh bangsa yang hadir.
"Pak SBY ini mantan presiden. Bang Zul ini Ketua MPR. Kok kita tidak bisa memperlakukan dengan baik tokoh-tokoh bangsa kita," ujarnya. Dia pun mendesak KPU menindaklanjuti hal ini. Andre sekaligus berharap kasus demikian tidak pernah terulang.
BACA JUGA: Tanggapan KPU atas Tindakan SBY Walkout dari Karnaval di Monas
SBY memutuskan untuk meninggalkan karnaval budaya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018) dengan alasan acara Deklrasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 yang digelar KPU tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan sebelumnya mengungkapkan, salah satu pelanggaran di acara ini yaitu banyaknya atribut partai dan alat peraga kampanye oleh relawan atau massa pendukung. Padahal, KPU telah mengatur tegas mengenai penggunaan alat-alat peraga itu.
“Teman-teman lihat semua itu, atribut-atribut apa yang ada di tempat ini? Menurut kami KPU tidak tegas kali ini dan kami protes keras. Namun demikian, semangat dan cita-cita kami untuk membuat pemilu damai, Demokrat tetap ada di posisi itu,” kata dia.
Editor : Zen Teguh
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2I6awkY
No comments:
Post a Comment