Pages

Sunday, September 23, 2018

Pekan Depan, Rupiah Berpeluang Menguat Lawan Dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah terhadap dolar AS berpeluang menguat pada pekan depan.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara memperkirakan pergerakan rupiah di pasar spot akan berada dalam rentang Rp14.800-14.820 per dolar AS.

Bhima menilai, alasan mengapa kurs rupiah menguat karena pelaku pasar khususnya asing sudah mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang akan rapat FOMC tanggal 25-26 September.

"Ekspektasi kenaikan Fed rate sebesar 25 basis poin sudah masuk dalam perhitungan harga ideal atau sudah priced-in sehingga tidak terjadi spekulasi yang berlebihan," kata Bhima kepada iNews.id, Minggu (23/9/2018).

Namun, Bhima melihat tantangan ada pada perkembangan perang dagang antara AS dan China. Tensi kedua negara meningkat selama sepekan setelah AS menerapkan tarif bea masuk tambahan sebesar 10 persen kepada produk China senilai 200 miliar dolar AS yang segera dibalas dengan China dengan menyasar produk AS senilai 60 miliar dolar AS.

"Tensi meningkat setelah China secara sepihak membatalkan perundingan dagang dengan AS yang sebelumnya dijadwalkan di Washington. Imbasnya outlook volume perdagangan global diproyeksi menurun dan mempengaruhi sentimen terhadap bursa di Asia," katanya.

Sepanjang pekan ini, Dolar Index turun 0,75 persen ke level 94.2. Dolar index merupakan perbandingan antara kurs dolar AS dengan 6 mata uang berpengaruh di dunia.

"Dolar index yang turun mengindikasikan investor masih masuk ke negara berkembang untuk membeli saham maupun surat utang yang dianggap secara fundamental menguntungkan dalam jangka panjang," katanya.

Selain itu, imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) juga turun dari 8,7 persen menjadi 8,3 persen. Turunnya yield terjadi seiring masuknya investor untuk membeli SBN. Arus modal masuk di pasar obligasi memperkuat kurs rupiah.

Sementara, sentimen dari internal datang dari Bank Indonesia (BI) yang terus berkomitmen untuk melakukan intervensi cadangan devisa di pasar sekunder untuk menggantikan peran investor asing yang sebelumnya melakukan sell-off pada instrumen berdenominasi rupiah.

Selain itu, pelaku pasar masih mencermati realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 yang segera dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diprediksi berada di kisaran 5,04-5,1 persen setelah di kuartal II-2018 mencatat pertumbuhan 5,27 persen akibat faktor musiman Lebaran.

"Target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diperkirakan hanya 5,1 persen menunjukkan bahwa fundamental ekonomi mengidap stagnasi yang sudah terjadi dalam 3 tahun terakhir," ucapnya.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2xHMJmv

No comments:

Post a Comment