
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menembus level 6.000 pada pekan depan setelah pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup menguat ke level 5.957,74.
Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, investor pasar modal tidak khawatir dengan situasi politik nasional meski pemilu 2019 sudah masuk tahap kampanye.
“Iklim politik jelang hari pertama kampanye pilpres berjalan cukup kondusif, adu gagasan dan kampanye damai menjadi sentimen positif bagi para pelaku pasar. Diharapkan kondisi politik yang tenang akan mendongkrak IHSG sehingga bisa bergerak di atas 6.000 hingga akhir tahun,” katanya kepada iNews.id, Minggu (23/9/2018).
BACA JUGA:
Bos BEI Yakin Akhir Tahun IHSG Ditutup di Atas 6.000
Laju IHSG Selama Sepekan Naik 0,45 Persen
Sentimen positif lainnya datang dari perkembangan harga minyak mentah dunia, terutama Brent yang bergerak dalam kisaran 78-79 dolar AS per barel. Situasi ini memberikan dampak positif kepada saham-saham minyak dan gas serta pertambangan. Apalagi, harga batu bara juga dalam tren positif.
Bhima mengatakan, investor asing sepanjang pekan ini mencatat aksi jual bersih (net sell) hingga Rp1,13 triliun. Situasi ini diprediksi akan berkurang pada pekan depan.
"Setelah sebelumnya tekanan untuk melepas saham cukup besar, kini investor kembali berburu saham karena harga saham masih dianggap murah (undervalue)," ucapnya.
Kendati demikian, Bhima menilai, IHSG tetap rawan aksi ambil untung (profit taking) sehingga perlu waspada. Dia menyebut, perselisihan di tubuh pemerintah soal polemik impor beras menjadi sentimen negatif bagi pasar.
"Hal ini berpengaruh pada persepsi investor terhadap koordinasi di internal pemerintah, khususnya kepastian hukum di sektor pertanian,” ucapnya.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2N0UBFC
No comments:
Post a Comment