Pages

Wednesday, August 22, 2018

Tertekan, Rupiah Sesi Pagi Melemah ke Rp14.630 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id – Mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot terdepresiasi pada pembukaan perdagangan Kamis (23/8/2018) pagi.

Mengutip data Bloomberg, hingga pukul 10:25 WIB, rupiah berada di level Rp14.630 per dolar AS, turun 56 poin atau 0,38 persen dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp14.574 per dolar AS.

Rupiah langsung dibuka melemah di Rp14.620 per dolar AS dan terus mendapat tekanan dari dolar AS. Mata uang Garuda sejauh ini bergerak dalam rentang Rp14.620-14.630 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah melemah 7,93 persen terhadap greenback.

Sementara data Reuters hingga pukul 10:28 WIB menunjukkan, rupiah melemah ke Rp14.628 per dolar AS. Rupiah sejauh ini bergerak pada kisaran Rp14.585- 14.628 selama sesi perdagangan.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Kamis 23 Agustus 2018, rupiah turun 52 poin menjadi Rp14.568 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.568 per dolar AS.

Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada memprediksi, nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.577-14.564 per dolar AS. Dia menyebut, rupiah berpeluang terapresiasi dari masih melemahnya nilai tukar dolar AS.

Dumengatakan, pergerakan dolar AS yang masih melemah tersebut diikuti dengan sentimen internal AS yang negatif diharapkan masih dapat memberikan peluang penguatan pada rupiah. Meskipun sentimen dari dalam negeri belum ada yang terbarukan. Selain itu, diharapkan rupiah masih berkesempatan memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali menguat.

"Kendati demikian, tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza.

Sebelumnya, pergerakan rupiah jelang libur Idul Adha mampu kembali melanjutkan kenaikan. Hal tersebut seiring masih adanya sikap pelaku pasar yang berkurang kekhawatirannya akan resesi ekonomi Turki.

Penguatan sejumlah mata uang terhadap dolar AS terutama euro mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk melanjutkan kenaikannya. Kenaikan euro pun turut didukung oleh aksi tunggu pelaku pasar terhadap rilis Fed Reserve Minutes dan negosiasi yang dilakukan sejumlah delegasi China dan AS.

Tidak hanya itu, adanya pemberitaan terkait keyakinan mantan ketua kampanye Presiden Trump terhadap delapan tuduhan kesalahan keuangan dan pengakuan bersalah oleh mantan pengacara pribadinya dalam kasus terpisah telah mengurangi minat investor pada aset yang lebih berisiko, terutama dolar AS. 

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Mv70pF

No comments:

Post a Comment