WASHINGTON, iNews.id - Para ilmuwan mengaku memiliki bukti definitif tentang adanya es yang mengandung air di permukaan Bulan. Endapan es itu ditemukan di kutub utara dan selatan bulan, dan kemungkinan berasal dari masa purba.
Penemuan ini diperoleh instrumen pada pesawat ruang angkasa Chandrayaan-1 India, yang mengeksplorasi Bulan antara 2008 hingga 2009. Rincian penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Penyebaran endapan es itu tidak merata. Di kutub selatan Bulan, sebagian besar es terkonsentrasi di kawah-kawahnya. Di kutub utara, es air lebih longgar dan lebih tersebar luas.
Alat di Chandrayaan, Moon Mineralogy Mapper (M3), mengidentifikasi adanya tiga tanda khusus es air di permukaan Bulan.
M3 tidak hanya mengambil sifat reflektif yang khas dari es, namun mampu mengukur secara langsung cara molekulnya yang khas dalam menyerap cahaya inframerah. Ini berarti alat itu bisa membedakan antara air cair, uap, dan es padat.
Penyebaran air berbentuk es di kutub selatan Bulan (kiri) dan kutub utara Bulan (kanan). (Foto: NASA)
Suhu di Bulan pada siang hari dapat mencapai 100 derajat Celcius alias yang sangat panas, yang tidak memberikan kondisi terbaik bagi permukaan es untuk bertahan.
Namun karena Bulan miring pada porosnya sekitar 1,54 derajat, ada tempat di kutub lunar yang tidak pernah mengalami siang hari.
Para ilmuwan memperkirakan, suhu di kawah yang secara permanen berada dalam bayangan di kutub Bulan tidak pernah melewati -157 derajat Celcius. Ini akan menciptakan lingkungan yang membuat endapan es-air bisa tetap stabil untuk waktu yang lama.
Hasil penelitian ini mendukung penemuan sebelumnya yang mendeteksi secara tidak langsung adanya es di permukaan di kutub selatan Bulan.
Namun hasil tersebut masih mungkin merupakan cermin dari fenomena lain, seperti sangat reflektifnya tanah di bulan.
Jika terdapat es yang cukup di permukaan dengan ketebalan beberapa milimeter, air itu mungkin dapat diakses sebagai sumber daya untuk misi manusia ke Bulan di masa depan.
Air itu berpotensi diubah menjadi air minum bagi penghuni pangkalan bulan masa depan, atau 'diurai' menjadi hidrogen dan oksigen untuk bahan bakar roket. Oksigen itu juga bisa digunakan oleh astronot untuk bernapas.
Es air di permukaan juga ditemukan di benda Tata Surya lain, seperti di kutub utara planet Merkurius dan di planet kerdil Ceres.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MBI5RB
No comments:
Post a Comment