Pages

Wednesday, January 8, 2020

Pascaserangan Roket Iran, AS Memilih Bertahan tapi Siap Hadapi Serangan

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat mengaktifkan kembali sistem pencegahan di Irak pascaserangan yang menewaskan komandan pasukan elite Quds, Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, pada Jumat pekan lalu.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pihaknya membangun kembali beberapa sistem pencegahan untuk Iran setelah serangan drone di Bandara Internasional Baghdad itu.

"Saya kira, pada titik ini, dengan serangan yang kami lakukan terhadap KH (Kataeb Hezbollah, kelompok militan pro-Iran di Irak) pada akhir Desember dan kemudian tindakan kami terkait Soleimani, kami telah memulihkan tingkat pencegahan terhadap mereka. Tapi kita akan lihat. Waktu akan berbicara," kata Esper, dikutip dari AFP, Kamis (9/1/2020).

Pernyataan Esper ini disampaikan setelah Iran menembakkan puluha roket ke dua pangkalan militer di Irak markas pasukan AS pada Rabu (8/1/2020), sebagai balasan atas pembunuhan Soleimani.

Tidak ada tentara AS dan Irak yang tewas dalam serangan tersebut. Militer AS menyatakan mereka sudah mendeteksi sebelumnya akan ada serangan sehingga bisa mengantisipasi.

Departemen Pertahanan AS juga menyatakan, sistem peringatan dini rudal mendeteksi adanya rudal sehingga memungkinkan personel untuk mengevakuasi diri dari pangkalan.

Sementara itu Kepala Staf Gabungan Militer AS Mark Milley menepis bahwa serangan Iran ditujukan bukan untuk membunuh tentaranya.

"Saya yakin, berdasarkan apa yang saya lihat dan tahu, serangan mereka dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan struktural, menghancurkan kendaraan, peralatan, dan pesawat, dan untuk membunuh personel. Itu penilaian pribadi saya," kata Milley.

Milley menegaskan AS melakukan langkah pertahanan yang baik sehingga tak ada korban jiwa.

"Kami mengambil langkah-langkah defensif yang memadai sehingga tidak ada korban jiwa dari personel AS, pasukan koalisi, maupun kontraktor atau warga Irak," tuturnya.

Dia melanjutkan, penjagaan akan diperketat karena potensi serangan dari kelompok milisi Syiah pro-Iran di Irak masih tinggi.

"Kami memperkirakan kelompok-kelompok milisi Syiah, baik yang diarahkan atau tidak diarahkan oleh Iran, akan terus mengganggu kehadiran kami di sana dengan berbabagi cara dan bentuk, baik secara politik atau, Anda tahu, melakukan berbagai jenis pergerakan untuk melawan kami atau melakukan sesuatu yang Tuhan tahu," kata Milley.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NbzWBA

No comments:

Post a Comment