
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali terkonsolidasi. Adapun IHSG akan bergerak dalam rentang 6.425-6.540.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak terkonsolidasi pada moving average 20 hari dan 5 hari. Indikator Stochastic bearish bergerak mendekati area oversold dengan indikator RSI terkonsolidasi pada middle oscillator.
"Diperkirakan IHSG masih akan bergerak terkonsolidasi mencoba bertahan di atas level support MA dengan support resistance 6.425-6.540," ujarnya dalam riset tertulisnya, Selasa (5/3/2019).
IHSG sebelumnya ditutup melemah 0,17 persen ke level 6.488 meskipun mayoritas indeks saham di Asia optimis menguat. IHSG melemah 11,46 poin setelah sempat naik hingga 0,57 persen pasa sesi pertama.
Sektor infrastruktur dan keuangan menjadi penekan pergerakan indeks dan saham TLKM dan BMRI memimpin pelemahan. Penguatan mayoritas saham-saham sektor pertambangan tidak mampu menahan IHSG berada pada zona positif.
"Investor asing tercatat kembali melakukan aksi jual cukup besar Rp545,35 miliar," kata dia.
Saham UNTR, ADRO, dan ITMG menguat seiring adanya spekulasi penurunan produksi batubara yang akan membuat harga batubara menguat akibat adanya inspeksi besar pada keselamatan setelah adanya kecelakaan di sebuah tambang di China utara.
Indeks ekuitas Shanghai (+1,18 persen) dan Nikkei (+1,02 persen) mimpin penguatan seiring penguatan TOPIX (+0,73 persen) dan HangSeng (+0,51 persen). Nilai tukar Yuan menguat setelah AS dan China dikatakan dekat dengan kesepakatan perdagangan yang dapat mengakhiri tarif Amerika dengan imbalan konsesi China.
Sementata itu, bursa Eropa ditutup dengan Indeks Eurostoxx (+0,15 persen), FTSE (+0,39 persen), dan DAX (-0,08 persen). Pergerakan indeks saham tersebut dipengaruhi oleh nilai tukar Poundsterling yang naik terhadap euro di tengah optimisme anggota parlemen AS menghindari Brexit yang keras dengan bergerak ke arah mendukung usulan yang diusulkan Perdana Menteri Theresa May.
Kemudian, harga minyak Texas Barat naik di atas 56 dolar AS per barel di tengah tanda-tanda melambatnya pertumbuhan produksi AS dan seiring OPEC dan sekutunya memperdalam pengurangan. Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah di tengah prospek yang memburuk.
Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati di antaranya AALI, BBTN, BNGA, PGAS, ASII, PTBA, PTBA, ADRO, INDY, dan SCMA.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2GYjSl3
No comments:
Post a Comment