JAKARTA, iNews.id - PT Bank Sumitomo Mitsui Banking Coorporaition Indonesia (SMBCI) telah mengambil alih 97,34 persen saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Dengan demikian SMBCI resmi merger ke BTPN per hari ini. Pascamerger, bank ini bernama bank BTPN.
Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan, perusahaan memiliki tiga strategi utama yang menjadi fokus pascamerger. Strategi utama adalah memastikan proses integrasi dan sinergi kedua bank yang memiliki segmen bisnis berbeda ini berjalan lancar.
Kedua, BTPN akan tetap fokus dalam mengembangkan bisnis utama yang telah dimiliki kedua bank sebelumnya. BTPN tadinya fokus pada segmen ritel dan usaha kecil dan menengah (UKM) sementara SMBCI di segmen korporasi.
"Bank BTPN tetap fokus kembangkan bisnis utama. BTPN tetap fokus kembangkan bisnis pensiun, UKM, pendanaan, dan perbankan digital yang sebelumnya dimiliki BTPN dan bisnis korporasi milik SMBC," ujarnya di Menara BTPN, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Dia melanjutkan, dengan modal yang lebih besar dari hasil merger ini, bisnis korporasi BTPN akan mempunyai kemampuan pembiayaan yang lebih besar dan melayani nasabah yang lebih luas. BTPN bisa melakukan pembiayaan silang dan sinergi produk, layanan ritel dan UKM untuk kebutuhan nasabah korporasi.
"Bank BTPN memiliki potensi untuk mengembangkan segmen pasar yang belum tersentuh, seperti segmen korporasi menengah dan UKM yang lebih besar serta mengembangkan cakupan bisnis ritel," ucapnya.
Ketiga, BTPN juga konsisten melanjutkan inovasi dan transformasi. Inovasi dilakukan dengan memperbesar skala model bisnis BTPN Wow! dan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas. Sementara itu, transformasi dilakukan dengan digitalisasi pada bisnis pensiun dan UKM demi meningkatkan produktivitas dan lebih kompetitif.
"Ini merupakan awal perjalanan Bank BTPN sebagai bank baru yang lebih besar dan kuat. Kami percaya, Bank BTPN dapat menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberdayakan berjuta rakyat Indonesia untuk hidup yang lebih berarti," tuturnya.
Setelah merger, total aset BTPN per Desember 2018 sebesar Rp189,9 triliun. Kemudian, kredit Rp133,25 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp98,97 triliun, dan modal Rp27,81 triliun.
Sementara itu, pendapatan operasional Rp12,08 triliun, biaya operasional Rp6,41 triliun, laba sebelum pajak Rp4,38 triliun dan laba bersih Rp2,96 triliun. Selanjutnya, rasio CAR 22,9 persen, kredit bermasalah (NPL) gross 0,7 persen, dan rasio likuiditas (LFR) 86 persen.
Adapun susunan komisaris dan direksi Bank BTPN setelah merger ialah:
DEWAN KOMISARIS:
- Komisaris Utama (Independen): Mari Elka Pangestu
- Komisaris: Takeshi Kimoto
- Komisaris (Independen): Ninik Herlani Masli Ridhwan
- Komisaris: Chow Ying Hong
DEWAN DIREKSI:
- Direktur Utama: Ongki Wanadjati Dana
- Wakil Direktur Utama: Kazuhisa Miyagawa
- Direktur Kepatuhan: Dini Herdini
- Direktur: Yasuhiro Daikoku
- Direktur: Henoch Munandar
- Direktur: Adrianus Dani Prabawa
- Direktur: Hiromichi Kubo
- Direktur: Merisa Darwis
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Sex4aP
No comments:
Post a Comment