
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump diperkirakan akan memuji perekonomian Amerika Serikat (AS) dan tetap mendesak perlunya tembok di perbatasan selatan AS-Meksiko dalam pidato kenegaraan di Kongres.
Pidato Trump itu tadinya dijadwalkan pada 29 Januari, namun kemudian ditangguhkan hingga 5 Februari karena "government shutdown" atau penutupan sebagian operasi pemerintahan AS selama 35 hari, yang terlama dalam sejarah.
Shutdown ini disebabkan perselisihan antara Trump dan faksi Demokrat di Kongres tentang anggaran untuk tembok perbatasan.
Trump diperkirakan akan menampilkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang kuat, yang memenuhi janji kampanyenya, pada Selasa malam waktu AS. Pemimpin mayoritas Senat dari faksi Republik Mitch McConnell mengisyaratkan bahwa keberhasilan perekonomian AS akan menjadi salah satu yang terpenting dalam pidato Trump nanti.
"Kebijakan Republik yang pro-pertumbuhan dan pro-keluarga membantu menciptakan lapangan pekerjaan di negara kita, dan usaha kecil berkembang cepat, sementara keluarga-keluarga kelas menengah di seluruh Amerika menuai hasil kebijakan ini," kata McConnell, seperti dikutip Associated Press, Rabu (6/2/2019).
Faksi Demokrat bersiap memberi tanggapan terhadap pidato itu, demikian isyarat yang diberikan pemimpin minoritas Senat dari faksi Demokrat Chuck Schummer.
"Diperkirakan dalam pidato kenegaraan nanti presiden akan mengatakan bahwa ekonomi kita kuat, padahal kenyataannya ekonomi kelompok kelas menengah Amerika justru memburuk. Sistem layanan kesehatan mengecewakan dan pemerintahan Trump kini kacau balau dan inkompeten,” kritik Schummer.
Trump mengakui bahwa dia mungkin tidak akan mendapatkan cukup dukungan dari Kongres untuk membangun tembok di perbatasan selatan AS-Meksiko, yang merupakan salah satu janji utama kampanyenya ketika menjadi presiden pada 2016.
Trump sebelumnya mengatakan mungkin akan menyatakan kondisi darurat nasional untuk memperoleh anggaran yang cukup, dan berniat menggunakan Pidato Kenegaraan-nya untuk mendorong opsi itu.
Senator Lindsey Graham mendesak sesama anggota faksi Republik agar mendukung Trump.
"Jika faksi Demokrat tidak bersedia bekerja sama dengan Trump, saya kira akan buruk bagi faksi Republik jika tidak mendukungnya ketika dia berupaya membangun penghalang (tembok) dengan menggunakan otoritasnya sebagai pemimpin," ujar Graham.
Trump juga diperkirakan akan menyampaikan keberhasilan AS dalam mediasi di Afghanistan sebagai pembenaran untuk mengakhiri keterlibatan militer AS di sana selama 17 tahun. Termasuk mengklaim kemajuan dalam perundingan perdagangan pemerintah AS dengan China dan Korea Utara terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2I41fxg
No comments:
Post a Comment