
NEW YORK, iNews.id - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Jumat (22/2/2019) waktu setempat karena pasar terus mencermati data manufaktur yang negatif dan harapan dalam perdagangan global.
Mengutip Xinhua, Sabtu (23/2/2019), optimisme perdagangan terus memengaruhi sentiment investor, karena mereka mengawasi dengan cermat konsultasi ekonomi dan perdagangan pekan ini antara China dan AS di Washington.
Dolar Australia, yang secara luas dipandang sebagai barometer sentimen risiko global, menguat menjadi 0,7133 dolar AS dari 0,7080 dolar AS pada Jumat.
Di sisi ekonomi, pesanan baru untuk barang-barang modal inti AS merosot 0,7 persen, menurut Biro Sensus AS pada Kamis. Angka itu turun oleh permintaan yang semakin berkurang untuk mesin, komputer, dan peralatan komunikasi, yang semuanya merupakan pusat kelompok barang modal.
Terlebih lagi, indeks aktivitas manufaktur Philadelphia Fed turun menjadi minus 4,1 pada bulan Februari, turun tajam dari 17,0 pada Januari, yang berubah negatif untuk pertama kalinya sejak Mei 2016, menurut survei manufaktur Philadelphia Federal Reserve pada Kamis.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1338 dolar AS dari 1,1336 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3060 dolar AS dari 1,3039 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik ke 0,7133 dolar AS dari 0,7080 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,69 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,66 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1.0001 franc Swiss dari 1,0013 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3138 dolar Kanada dari 1,3224 dolar Kanada.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NoVU2B
No comments:
Post a Comment