SAN FRANCISCO, iNews.id - Foto satelit mengungkap secara jelas bagian dari Gunung Anak Krakatau yang runtuh, memicu gelombang tsunami di Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018.
Selama ini pemantauan tentang kondisi fisik Anak Krakatau pascatsunami terkendala cuaca buruk. Namun perkembangan yang didapat, ketinggian gunung di Selat Sunda itu menyusut signifikan, yakni dari 338 meter menjadi hanya 110 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tim dari perusahaan observasi Bumi yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serkat, Planet Labs Inc, mengungkap penampakan Anak Krakatau dari satelit. Menggunakan pesawat Dove dan SkySat, bagian Anak Krakatau yang runtuh terlihat jelas, dikutip dari BBC, Kamis (3/1/2019).
(Gunung Anak Krakatau diambil oleh SkySat pada 1 Januari 2019/Foto: Planet Labs Inc)
Di foto terlihat ada bagian dari gunung yang hilang seperti ditelan laut. Bagian itu merupakan sekitaran kawah yang runtuh akibat letusan. Hasil letusan besar membuat kawah di puncak yang awalnya terbuka, berubah membentuk seperti teluk kecil.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, lebih dari dua pertiga volume Anak Krakatau atau 150 sampai 170 juta meter kubik hilang. Material gunung masuk ke laut melalui proses longsor yang menghasilkan tsunami.
(Gunung Anak Krakatau diambil oleh Dove pada 30 Desember 2018/Foto: Planet Labs Inc)
Planet mengoperasikan salah satu jaringan satelit terbesar di dunia. Jaringan besar tersebut memungkinkan pengamatan kondisi berbagai belahan Bumi kapan saja, terutama saat kondisi awan mendukung.
Foto pertama ditangkap oleh pesawat SkySat pada 1 Januari 2019, menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, lebih besar dari 72 sentimeter.
Sementara platform Dove memiliki kemampuan resolusi sedang, menangkap gambar Anak Krakatau dengan awan masih menutupi bagian atasnya.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2R2IazP
No comments:
Post a Comment