Pages

Wednesday, January 30, 2019

Krisis Politik, Hampir 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari

NEW YORK, iNews.id - Data badan PBB yang mengurusi pengungsi, UN High Commissioner for Refugees (UNHCR) menyebut, hampir 5.000 warga Venezuela meninggalkan negara mereka setiap hari.

Gelombang eksodus warga itu sudah berlangsung sejak 4 tahun terakhir dengan alasan stabilitas dan tidak mementunya kondisi negara.

Juru Bicara UNHCR Joung ah Ghedini Williams mengatakan, ada beberapa negara Amerika Latin yang menerima warga Venezuela, di antaranya Kolombia dan Brasil.

"Brasil, Kolombia, Ekuador, dan Peru masih menjadi negara yang menerima jumlah terbanyak warga Venezuela," kata Ghedini-Williams, dikutip dari Anadolu, Kamis (31/1/2019).

Data UNHCR mengungkap, 3 juta warga Venezuela sudah meninggakan negara mereka sejak 2015.

Krisis politik yang terjadi sejak pekan lalu dikhawatirkan menambah parah ketidakpastian di negara kaya minyak itu. Pekan lalu, tokoh oposisi yang juga pemimpin parlemen Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri seagai presiden Venezuela sementara, merebut kekuasaan dari Presiden Nicolas Maduro.

Baca Juga: Ini Juan Guaido, Tokoh Oposisi Venezuela yang 'Kudeta' Presiden Maduro

Langkah Guaido itu didukung sebagian besar negara Amerika Latin, Amerika Serikat, sebagian Eropa, dan Australia.

Maduro dilantik sebagai presiden untuk periode kedua belum lama ini setelah memenangkan pemilu pada Mei 2018. Namun oposisi memboikot hasil pemilu karena menganggap ada kecurangan.

Konflik pemerintahan ini tampaknya akan berlangsung panjang. Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab meminta Mahkamah Agung membuka penyelidikan terhadap Guaido. Jaksa juga meminta rekening pria 35 tahun itu dibekukan serta melarangnya bepergian keluar negeri.

Baca Juga: Pemerintah Maduro Cekal dan Bekukan Rekening Pemimpin Oposisi Guaido

Dalam tayangan di televisi pemerintah, Saab mengaku sudah meminta dibukanya penyelidikan terkait berbagai kekerasan di negara itu sejak 22 Januari atau sehari sebelum Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara.

Dia juga menuduh Guaido bersekongkol dengan negara asing sehingga mereka bisa ikut campur dalam masalah dalam negeri Venezuela.

Sementara itu Maduro mulai melunak menghadapi perlawanan dari kubu oposisi serta tekanan internasional. Dia siap bernegosiasi dengan oposisi untuk mencari solusi atas krisis politik di Venezuela.

Baca Juga: Melunak, Maduro Siap Dialog dengan Oposisi Pascapercobaan Kudeta

Dalam wawancara dengan kantor berita Rusia Ria Novosti, Maduro mengatakan siap duduk satu meja dengan lawan politiknya.

"Saya siap untuk duduk di meja negosiasi dengan oposisi. Jadi kita bisa berdiskusi untuk kebaikan Venezuela," kata Maduro, kemarin.

Selain itu, Maduro juga siap mendukung dipercepatnya pemilihan umum (pemilu) parlemen.

"Akan sangat baik untuk menggelar pemilihan parlemen lebih awal, itu merupakan bentuk diskusi politik yang baik," kata dia.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2HG9kIl

No comments:

Post a Comment