Pages

Saturday, December 1, 2018

Tekan Impor Elpiji, PTBA Siap Genjot Gasifikasi Batu Bara

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sinyal akan mewajibkan nilai tambah untuk industri batu bara dalam negeri dengan melakukan gasifikasi. Pasalnya, hal ini bisa membantu pemerintah untuk menekan impor elpiji masih yang kini mencapai 70 persen dari total kebutuhan.

Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya siap jika dimandatkan pemerintah untuk melakukan hilirisasi terhap produksi batu bara. Sebab, kini PTBA tengah mempersiapkan dua proyek hilirisasi batu bara yang akan dimulai pada kuartal I-2019 dan memakan waktu 2-3 tahun.

"Siap. Kan sudah sign agreement (penandatanganan kerja sama)," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Sabtu (1/12/2018).

PTBA sedang mengupayakan gasifikasi di Peranap, Riau dengan menggandeng PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc. asal Amerika Serikat. Dalam proyek ini, ketiganya akan segera membentuk perusahaan patungan (Joint Venture/JV) pada awal 2019.

Pasalnya, ketiganya menargetkan pada kuartal I-2019 akan dilakukan groundbreaking di mulut tambang batu bara tersebut. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan produk gas Dimetyl Ether (DME) sebanyak 1 juta ton. DME ini merupakan produk hilirisasi dari batubara yang melalui proses gasifikasi.

Kemudian, proyek gasifikasi selanjutnya berada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan produk yang dihasilkan selama setahun yaitu DME 400.000 ton, bahan pupuk urea (syn gas) 570.000 ton, dan polypropelene 450.000 ton. Ditargetkan groundbreaking akan dimulai pada periode yang sama dengan di Peranap.

Dalam proyek ini, PTBA menggandeng Pertamina, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Chandra Asri Petrochemical. Rencananya mulai dapat melakukan operasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada November 2022.

Dengan kedua proyek tersebut, PTBA berupaya menjadi pionir dalam melakukan gasifikasi batu bara di Indonesia. Pasalnya, hingga kini belum ada produsen batu bara yang mengolah produknya sebelum dijual.

"Setuju dan bagus untuk bangsa dan negara karena dengan gasifikasi ini nilai tambah dari batu bara kita bisa dapatkan, apalagi untuk yang low CV, kita akan segera bangun sebagai pionir gasifiskasi," ucapnya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya mengatakan, impor elpiji harus segera dikurangi."Kalau kita impor terus, diketawain kenapa kita impor terus. Coal (batu bara) tidak diubah jadi elpiji memang repot karena harus ganti komponen tungku dan lain-lain, tapi ini harus dilakukan," ujarnya saat Pertamina Energy Forum di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut dia, impor elpiji ini bisa dikurangi dengan melakukan gasifikasi yaitu dengan mengkonversikan batu bara menjadi DME sebagai pengganti elpiji. Oleh karenanya, ketimbang batu bara dijual mentah lebih baik dilakukan hilirisasi agar bernilai tambah.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2FOONk5

No comments:

Post a Comment