
JAKARTA, iNews.id - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) akan menyelesaikan proses akuisisi 80,6 persen saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Pencaplokan saham tersebut senilai 1,75 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Abdullah memperkirakan proses akuisisi ini rampung pada semester I-2018. Pasalnya, masih ada beberapa perizinan dari Pemerintah Daerah (Pemda) lokasi operasional Holcim yang belum selesai.
"Iya harus selesai. Semester I (2019) selesai perkiraan," ujarnya di Gedung Kementerian BUMN. Jakarta, Senin (31/12/2018).
Menurutnya, dengan mengakuisisi perusahaan produsen semen asal Inggris ini dapat memperluas jaringan bisnis Semen Indonesia. Meskipun kondisi keuangan Holcim dalam keadaan yang kurang sehat.
Namun, lanjutnya, Semen Indonesia tentu tidak sembarangan mengakuisisi tanpa memperhitungkan faktor untung dan rugi bagi perseroan. "Kita lihat namanya kuisisi itu kita bisa create apa? Kita integrasi dengan Semen Indonesia, kalau kita bisa create value di situ, ya biasa saja, kita bisa jadi untung. Harus dibedah detail itu kenapa dia. Coba cek cost komponennya ke mana? Itu banyak yang hilang ketika kita intergasi dengan Semen Indonesia," ucapnya.
Hal ini terlihat dari valuasi harga saham SMGR yang naik drastis begitu mengakuisisi Holcim Indonesia. Pada 1 November harga saham SMGR hanya Rp9.250 kemudian saat diakuisisi pada13 November lalu menanjak ke harga Rp11.500.
"Kalau dia jelek ya lihat saja harga sahamnya. Naik banget (setelah akuisisi). Investor saja sudah lihat. Waktu belum akuisisi itu Rp9.000 sekarang Rp11.500," tuturnya.
Sebelumnya, pengumuman akuisisi ini adalah merupakan langkah penting bagi LafargeHolcim dalam mencapai tujuan strategis setelah melalui rangkaian tinjauan portofolio secara menyeluruh sejak awal tahun. Divestasi saham yang dilaksanakan termasuk keseluruhan aset operasional LafargeHolcim di Indonesia di mana Holcim Indonesia mengoperasikan empat pabrik semen, 33 Batching Plant beton siap pakai dan juga termasuk dua tambang agregat.
CEO LafargeHolcim Jan Jenisch menyampaikan, seperti pernah disampaikan sebelumnya, divestasi ini adalah bagian dari implementasi Strategi terbaru LafargeHolcim 2022. "Building for growth di mana kami berkomitmen untuk mendivestasikan senilai minimum 2 Miliar CHF hingga tahun 2019. Pengumuman ini adalah merupakan salah satu tonggak penting dalam pencapaian target divestasi dan komitmen kami untuk meningkatkan kinerja keuangan," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Dia mengatakan, penerimaan dari hasil divestasi akan sangat membantu peningkatan debt ratio dengan target 2 kali Net Debt to Recurring EBITDA yang diharapkan tercapai pada akhir tahun 2019. Penyelesaian keseluruhan transaksi berantung dari persetujuan institusi-institusi pemerintah yang berwenang sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GNWmYS
No comments:
Post a Comment