Pages

Monday, December 3, 2018

Jumlah Perempuan Muda yang Bunuh Diri Semakin Meningkat di India

NEW DELHI, iNews.id - Sekitar 40 persen angka bunuh diri yang dilakukan perempuan di dunia ini terjadi di India, dan yang melakukannya adalah perempuan muda yang baru saja menikah.

Menurut penelitian yang dimuat jurnal The Lancet, perempuan di India juga 2,1 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena bunuh diri dibandingkan rata-rata dunia, dan itu meliputi 71 persen dari kematian perempuan di bawah usia 40 tahun di dunia.

Juga disebutkan bahwa bunuh diri merupakan penyebab kematian utama di kalangan perempuan berusia antara 15 sampai 29 tahun, dengan kematian perempuan lebih tinggi dibandingkan pria di kelompok umur tersebut.

Penelitian juga menyebut, pernikahan dini dan pernikahan yang dijodohkan, perempuan yang melahirkan muda, status ekonomi rendah, serta kekerasan dalam rumah tangga menjadi faktor yang menambah tingginya tingkat bunuh diri tersebut.

"Di negara-negara Barat, pernikahan menjadi tempat berlindung bagi perempuan di India, tampaknya pernikahan bukan menjadi tempat berlindung," kata Manjula O'Connor, seorang psikiater yang tinggal di Melbourne, yang banyak menangani warga keturunan India di Australia.

"Ini bertalian dengan faktor patriarki dan juga tingkat tekanan dan tidak adanya kebebasan bagi perempuan dalam situasi pernikahan."

Professor Peter Mayer dari University of Adelaide, seorang pakar mengenai bunuh diri di India, menyebut femomena ini sebagai "desperate housewives".

"Meski angka bunuh diri perempuan sudah menurun sejak 1990, namun dua dari lima tindak bunuh diri di dunia ini terjadi di India, sehingga menjadikannya 'krisis kesehatan publik' di sana," kata Mayer.

Banyak dari yang bunuh diri merupakan perempuan muda yang datang dari India ke Australia dengan pernikahan yang dijodohkan, dan tiba dengan 'mimpi adanya kebebasan' namun menemukan kemudian suami mereka malah sangat mengatur.'

"Mereka melawan karena permintaan adanya mahar atau penguasaan gaji istri, dan ketika para perempuan ini melawan akibatnya adalah kekerasan dalam rumah tangga," katanya.

Persoalan ini kian diperburuk dengan masalah kesehatan mental dan juga perasaan terisolir.

Kebiasaan mahar -hal yang umum dalam budaya di India dan bagi masyarakat India di luar negeri- adalah keluarga perempuan harus memberi uang atau barang kepada suami mereka setelah menikah.

Penyelidikan yang dilakukan Senat Australia mengenai budaya mahar di Australia ini akan dikeluarkan pada Kamis (6/12/2018).

Membicarakan soal bunuh diri dan kesehatan mental berkenaannya masih menjadi stigma besar di India, dengan peneliti mengatakan ini menjadi penghalang guna menyelesaikan akar masalahnya.

"Di India, bahwa kalau kita menderita gangguan jiwa tidak saja masalah bagi orang itu sendiri, namun juga mempengaruhi kemungkinan saudara perempuannya untuk bisa menikah," kata Mayer.

"Jadi ada banyak halangan bagi seseorang untuk mengakui mereka menderita depresi."

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PggBgF

No comments:

Post a Comment