Pages

Sunday, November 11, 2018

Ini Alasan Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbuka Paling Besar

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran terbuka Agustus 2018 sebanyak 7 juta orang. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang terbanyak yaitu sebesar 11,24 persen sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,95 persen.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah sebelumnya yang mendorong jumlah SMK lebih banyak dari SMA. Meski bertujuan untuk membekali pelajar dengan keahlian kerja yang siap pakai begitu lulus namun kebijakan ini tidak disertai perencanaan yang matang.

"SMK pada jaman SBY didorong besar-besaran jadi banyak sekali kita membuka sekolah-sekolah SMK kejurusan. Tapi pembukaan itu tidak direncanakan dengan baik dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan industri," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Minggu (11/11/2018).

Dengan kebijakan tersebut membuat jumlah sekolah SMK di Indonesia tidak terkontrol didukung dengan banyaknya peminat. Berdasarkan laporan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, hal ini melahirkan banyak SMK mini yang jumlah siswanya tidak sampai 50 orang.

Kemudian, SMK-SMK mini ini juga tidak mampu memberikan fasilitas yang layak bagi siswanya untuk meningkatkan skill. Persoalan lainnya tenaga pengajar SMK kebanyakan diisi oleh guru agama dan pancasila ketimbang guru keahlian.

Dengan fasilitas dan tenaga pengajar yang tidak mumpuni ditambah keahlian yang diberikan di sekolah tidak mengikuti kebutuhan industri membuat SMK selama ini menjadi sulit untuk mengembangkan lulusan yang unggul. Hal ini membuat industri tidak dapat menyerap lulusan SMK dengan baik karena tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

"Hasilnya adalah lulusan SMK supply-nya jadi banyak, tapi tidak terserap dengan industri karena tidak disesuaikan dengan kebutuhan industri," ucapnya.

Oleh karenanya, untuk mengubah hal ini pemerintah harus memperbaiki kualitas SMK yang sekarang kurang tepat. Terutama dengan menyesuaikan keahlian yang diajarkan harus sesuai dengan kebutuhan industri.

"Sebenernya arah dari membangun SMK itu tepat karena yang kita butuhkan adalah tenaga-tenaga yang siap pakai, persoalannya saat ini kualitasnya yang kurang tepat," ucapnya.

Sebelumnya, Mendikbud berjanji akan memperbaiki situasi tersebut. Dalam jangka pendek, perizinan SMK diperketat sehingga jumlahnya bisa melambat. Selain itu, kualitas SMK yang ada akan terus ditingkatkan dengan cara dimerger.

"Dengan revitalisasi ini kita coba buat agar ini (SMK) kita merger supaya lebih berbobot sebagai lembaga yang bisa kembangkan," ujarnya di, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Dia menambahkan, Kemendikbud juga akan membuat program keahlian ganda bagi para tenaga pengajar SMK. "Kita buat program keahlian ganda. Ternyata hasil kajian kita guru fisika masuk otomotif dia punya dasar dasar dan kita genjot," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2SYKjtA

No comments:

Post a Comment