
JAKARTA, iNews.id – Pembangunan proyek strategis nasional di lintas Tol Jakarta-Cikampek berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu lintas di kawasan setempat. Pemerintah tengah menyiapkan tiga langkah untuk menangani persoalan tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemnhub) Hengki Angkasawan menuturkan, hari ini telah dilaksanakan rapat koordinasi terpadu untuk menyiapkan rencana aksi penanganan kemacetan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek. Rapat dipimpin Dirjen Perhubungan Darat dan dihadiri oleh beberapa stakeholder, seperti Dirjen Bina Marga, Kepala BPJT, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Korps Lalu Lintas Polri, Badan Usaha Jalan Tol, Tim Supervisi Manajemen Konstruksi, dan Kontraktor Pelaksana Proyek Strategis Nasional.
Rapat membahas dampak kemacetan akibat pembangunan tol layang, kereta api cepat Jakarta-Bandung, dan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Ada tiga rencana aksi, yakni penanganan dampak over dimension and over load (ODOL), evaluasi paket kebijakan penanganan lalu lintas, dan operasional mobil angkutan barang.
“Ketiga langkah ini yang kemudian di bahas lebih dalam pada rapat koordinasi terpadu hari ini,” kata Hengki dalam keterangannya, Minggu (11/11/2018).
BACA JUGA: Terkendala Lahan, Tol Batang-Semarang Tetap Ditarget Dibuka Awal 2019
Menurut dia, salah satu upaya tercepat yang diambil dalam penanganan kemacetan lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek adalah rekayasa lalu lintas. Hengki mengatakan, telah disiapkan langkah-langkah rekayasa lalu lintas, antara lain pengaturan operasional angkutan barang dari pukul 05.00-10.00 WIB.
Kemudian, penambahan area pemberlakuan aturan ganjil genap di gerbang Tol Tambun, penyediaan bus Transjabodetabek Premium, dan pengetatan aturan penggunaan lajur tol, misalnya lajur 1 dan 2 diperuntukan untuk bus dan truk dengan golongan III sampai V, sementara lajur 3 dan 4 khusus untuk kendaraan golongan I dan II.
Sementara untuk langkah penindakan terhadap truk ODOL akan dilakukan penambahan frekuensi operasi pengawasan, penilangan, penurunan muatan, dan pengeluaran dari jalan tol terhadap truk yang diketahui kelebihan muatan atau ODOL.
“Biaya dibebankan kepada operator truk atau pemilik barang. Untuk membantu pengawasan, akan dipasang alat weight in motion (WIM) di gerbang tol untuk mendeteksi suatu kendaraan yang kelebihan muatan,” ujar dia.
Pengawasan truk bermuatan juga dilakukan terhadap kendaraan yang berhenti di pinggir jalan Tol JORR E2. Petugas akan melakukan pemeriksaan kelengkapan kendaraan.
Pemerintah juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait waktu pengerjaan proyek. Sosialisasi dilakukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang bertugas mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan dan mengomunikasikan kegiatan yang berisiko mengganggu lalu lintas, seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
“Tentunya hasil rapat ini akan didiskusikan dengan berbagai pihak seperti, pengamat, akademisi, dan perwakilan masyarakat. Untuk penjelasan secara lengkap terkait hasil rapat terpadu penangan kemacetan Tol Jakarta-Cikampek akan disampaikan pada hari Rabu,” tutur Hengki.
Editor : Khoiril Tri Hatnanto
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2qDFQ2q
No comments:
Post a Comment