Pages

Sunday, October 14, 2018

Rupiah Sesi Pagi Kembali Tertekan ke Rp15.252 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah kembali tertekan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada awal sesi perdagangan Senin(15/10/2018) pagi.

Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 09:59 WIB, rupiah berada di level Rp15.252 per dolar AS, terdepresiasi 48 poin atau 0,31 persen dibandingkan posisi akhir pekan lalu di Rp15.197 per dolar AS.

Rupiah langsung dibuka melemah di Rp15.230 per dolar AS dan terus tertekan hingga saat ini. Sejauh ini, rupiah bergerak dalam rentang Rp15.225-15.245 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 12,46 persen terhadap greenback.

Data Reuters pada pukul 10:00 WIB juga menunjukkan, rupiah melemah 65 poin ke Rp15.180 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.245. Mata uang Garuda sejauh ini bergerak dalam rentang Rp15.210.-15.245 per dolar AS.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Senin 15 Oktober 2018, rupiah terdepresiasi 52 poin menjadi Rp15.246 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.194 per dolar AS.

Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada memprediksi kurs rupiah di pasar spot bergerak pada kisaran Rp15.188-15.215 per dolar AS.

Rupiah berpotensi menguat dengan adanya sentimen positif. Pergerakan dolar AS yang masih cenderung melemah dan turunnya imbal hasil obligasi AS diharapkan dapat mengurangi tekanan pada rupiah yang sedang mencoba berbalik naik.

"Masih adanya sejumlah sentimen positif terutama dari penilaian lembaga asing dan sejumlah negara terhadap kemampuan Indonesia menghadapi krisis perang dagang yang disampaikan dalam Annual Meeting IMF-WB juga diharapkan dapat memperkuat laju rupiah," ujarnya.

Pergerakan rupiah pada akhir pekan lalu mampu menyamai pergerakan IHSG yang berada di zona positifn. Adanya komentar kontra dari Presiden Trump terhadap kebijakan The Fed untuk menaikan suku bunganya ditanggapi positif dimana dinilai dapat menahan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut.

Di sisi lain, pergerakan dolar AS cenderung melemah di pasar valas setelah pelaku pasar merespon rilis kenaikan di bawah ekspektasi dari indeks harga konsumen. Dengan rilis tersebut juga dinilai dapat mengurangi potensi kenaikan suku bunga The Fed.

Pejabat Fed mengatakan bulan lalu mereka memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2019, dan beberapa mengatakan mereka terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Desember, yang akan menjadi yang keempat tahun ini.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2CHyH9q

No comments:

Post a Comment