
JAKARTA, iNews.id - Defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga 30 September mencapai Rp200,2 triliun atau sekitar 1,35 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit APBN tersebut lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp272 triliun atau 2 persen terhadap PDB.
"Defisit APBN dibandingkan periode yang sama tahun lalu turun hampir Rp72 triliun dari keseluruhan defisit tahun lalu, sehingga realisasi sampai September itu defisitnya hanya 1,35 persen, jauh dari tahun lalu yang 2% dari PDB," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Defisit tersebut disumbang oleh realisasi pendapatan negara sebesar Rp1.312,3 triliun yang lebih kecil daripada belanja negara sebesar Rp1.512,6 triliun hingga akhir September 2018.
Secara rinci, pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan Rp1.305,9 triliun atau 69 persen dari target. Sedangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 281,4 triliun atau 102,2 persen dari target, serta penerimaan hibah sebesar Rp6,4 triliun atau 538,6 persen dari target.
Adapun realisasi belanja negara berasal dari belanja pemerintah pusat Rp938,8 triliun atau 64,5 persendari target. Kemudian transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp573,8 triliun atau 74,9 persen dari target.
Selain defisit APBN, Menkeu menyebut, defisit keseimbangan primer (primary balance) juga mengecil tinggal Rp2,4 triliun. Padahal, pada tahun lalu mencapai Rp99,2 triliun. Neraca ini menggambarkan kapasitas penerimaan untuk membayar utang.
"Keseimbangan primer tahun lalu Rp99,2 triliun turun ke Rp2,4 triliun di tahun ini. Itu suatu perbaikan dari sisi APBN kita," kata Menkeu.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PCn0np
No comments:
Post a Comment